Lihat ke Halaman Asli

Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang 2022: Niat Hati Rayakan Ulang Tahun Anak, Kedua Orangtua Harus Kehilangan Nyawa

Diperbarui: 3 Oktober 2022   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Muhammad Alfiansyah bersama kedua orangtuanya yang menjadi korban di Stadion Kanjuruhan (sumber: kompas.tv)

Tragedi Sabtu 1 Oktober 2022 kemarin masih menyisakan duka yang mendalam bagi para korban dan keluarga yang ditinggal. Ratusan nyawa manusia hilang setelah menonton tim kesayangannya berlaga, Arema Malang melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang.

Nahas bagi seorang anak bernama Muhammad Alfiansyah (11 tahun) yang harus kehilangan kedua orangtuanya pada insiden berdarah di Stadion Kanjuruhan kemarin malam.

Pasangan suami istri bernama Yulianton (40 tahun) dan Devi Ratna (30 tahun) harus meregang nyawa usai menonton laga Arema vs Persebaya bersama anak sumatawayangnya.

Doni selaku keluarga korban menuturkan bahwa satu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, dan satu anak laki-laki tersebut berangkat ke Stadion Kanjuruhan untuk mendukung tim kesayangannya sekaligus malam mingguan. Keluarga tersebut adalah Aremania (pendukung Arema FC).

Doni sendiri saat itu juga menonton laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan. Ia pun menjadi salah satu orang yang selamat dari insiden mengerikan tersebut.

Mulanya ia tidak tau bagaimana keadaan saudaranya tersebut ketika suasana stadion semakin kacau. Tidak lama kemudian Doni dihampiri oleh orang lain yang membawa kedua jasad saudaranya yang sudah tidak bernyawa. Kedua jenazah tersebut pun dibawa pulang agar bisa segera dimakamkan.

"Jenazah sampai rumah sekitar subuh. Rencananya dimakamkan di TPU Mergan (Kota Malang) dalam satu liang lahat," kata Doni dilansir dari kompas.com, Minggu (02/10/22).

Tentu peristiwa ini menjadi pukulan telak bagi keluarga dan kerabat korban, khususnya untuk sang anak, Muhammad Alfiansyah yang masih berusia belasan tahun.

Lebih lanjut Doni menuturkan bahwa kemarin adalah momen pertama sang istri, Devi dan anaknya melihat sepakbola di stadion secara langsung, yang lebih membuat terharu yaitu diketahui bahwa nonton bersama satu keluarga di Stadion Kanjuruhan adalah sebagai bentuk hadiah ulang tahun untuk sang anak yang tiba sebentar lagi.

Seperti kebanyakan pendapat, kebanyakan suporter yang meninggal disebabkan oleh terhimpit orang lain, sesak nafas, terjatuh dari tribun, serta terdampak efek gas air mata yang ditembakan polisi.

Terdapat perubahan data terkait jumlah korban insiden Stadion Kajuruhan Malang, yang mulanya 129 meninggal direvisi menjadi 125 karena ada data yang ganda, dengan jumlah korban luka-luka mencapai 332 orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline