Lihat ke Halaman Asli

Kapal Sultan Osman I dan Resadiyye

Diperbarui: 28 Mei 2017   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menemani Rauf Bey ke sebuah negeri yang di ujung Utara. Kalau saja bukan karena dorongan dari perjuangan aku malas karena misi kami jelas bukan misi yang mudah. Dari lima puluh awak kapal menaiki kereta.

Kereta berjalan menuju Albania, Hungaria, Jerman hingga ke Perancis. Dari Perancis kami menuju negeri di Utara tersebut. Anakku sudah menggambarkan Kapal Yavuz Sultan Salim dan juga kapal Mesudiyye. Dua kapal raksasa yang akan menjadi kebanggan dari bagsa Turki Utsmaniyah.

Anak-anak kecil menyisihkan uangnya untuk membeli kapal kebanggan. Tidak ada niatan mereka menyumbang untuk menunjukkan bahwa mereka dermawan atau sekedar Riya. Proyek ini adalah kebanggan untuk mendukung kebebasan Turki Utsmaniyah. Ia pernah menolak untuk membeli jajanan karena ia akan menyumbangkan uangnya untuk Kapal yang besar. Aku memegang kapalnya yang ditorehkan olehnya di sebuah keetas.

"Gila! Rupanya mereka berkeras untuk tidak memberikan kapal kita", Rauf Bey tampak marah dan sedih mendengar hal ini.

"Aku sudah menduga. Mereka pasti tidak akan memberikan kapal tersebut karena khawatir akan menjadi kekuatan yang tidak akan bisa tertandingi."

Aku tahu Inggris tidak akan memberikan dukungan pada Turki apalagi kecendrungan bahwa Turki akan memihak Jemrna dengan tanda-tanda banyak sekali perwira Jermba yang ada di Turki. Nah , ini bahaya sekali jika ada tanda-tanda seperti ini berarti Rauf Bey harus segera mendapatkan kapal tersebut"

Jehadirna perwira Jerman begitu kasat mata hingga mereka sering lalu lalang di Istanbul

Saya tahu bahwa saya tidak akan banyak berharap dari Pabrik galangan kapal Inggris yang membuat kapal tersebut. Kapal-kapal tersebut bersandar di tempat tersebut. Aku tahu bahwa kapal tersebut memang sangat hebat dengan lapis baja yang bisa menahan gempuran dari serangan bom atau rudal yang ditembakkan oleh kapal perusak lain.

"Sungguh kapal ini adalah kapal rakyat kami. Aku harap Inggris bisa memberikan kapal ini pada akami sebagai persahabatan kami dengan Inggris"

Kapten Rauf Bey memohon pada Perwira Inggris yang ditemani oleh perwira Inggris lainnya..

AKu tahu Inggris akan tetap pada pendiriannya kecuali diplomasi Khalifah lain lagi. Mereka akan tetap untuk memegang kapal kami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline