Lihat ke Halaman Asli

Andre Vincent Wenas

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Dari Lahan Pemakaman yang Gelap, Bangkitlah Vampir-vampir Anggaran!

Diperbarui: 23 Januari 2021   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://paranormal.lovetoknow.com/Vampires_Exist diolah kembali oleh penulis

Dari Lahan Pemakaman yang Gelap, Bangkitlah Vampir-Vampir Anggaran!

Oleh: Andre Vincent Wenas

Manipulasi pembelian lahan pemakaman? Waduh.

Wagub Jakarta, Ahmad Riza Patria, akhirnya angkat bicara. Lantaran Gubernur Anies bungkam seribu bahasa perkara lahan pemakaman di DKI Jakarta yang sedang disorot oleh Justin Adrian Untayana, anggota Komisi D dari fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta.

Selaras dengan kebiasaan atasannya, komentar Wagub Riza Patria pun tak jauh beda: mengalihkan isu dan dengan logika bengkoknya mengatakan bahwa krisis lahan pemakaman itu bukan cuma terjadi di Jakarta. Lha? Apa relevansinya? Sesat logika, red-herring.

Bukannya belum lama berselang dengan gagah Anies Baswedan mendeklarasikan bahwa pemda DKI Jakarta telah membeli lahan baru untuk keperluan pemakaman. Apalagi terkait pandemi Covid-19 ini katanya bakal terjadi lonjakan kebutuhan lahan pemakaman.

Namun, seperti biasa, soal pembelian lahan pemakaman ini pun gelap dan sangat tidak transparan prosesnya. Justin Adrian Untayana (PSI) sudah beberapa kali angkat bicara di parlemen dan akhirnya isu ini pun mencuat ke publik.

Lantaran seperti biasa, mesti dicuatkan ke publik dulu supaya dapat perhatian. Karena kalau hanya jadi wacana internal parlemen, maka akan seperti berteriak di ruang hampa udara. PSI boleh saja berteriak-teriak sampai serak suaranya, namun itu pun bakal sia-sia belaka.

Kok kayaknya semua fraksi lain seperti yang sudah "dibeli"dan dicengkeram oleh suatu daya kooptasi yang besar, entah itu dari eksekutifnya dan atau dari kekuatan gurita para sponsor (bohirnya).

Saling bekelindannya kepentingan yang kolutif, dimana banyak partai butuh dana politik, sementara eksekutifnya pun butuh pengamanan posisi kekuasaan. Transaksi politik pun terjadi. Walahuallam.

Fraksi-fraksi besar di parlemen Jakarta -- dengan 106 kursi -- seperti lumpuh di hadapan seorang Anies Baswedan. Seperti kita ketahui, yang terbesar tentu saja masih PDIP dengan 25 kursi, sehingga kursi Ketua DPRD DKI Jakarta pun ada dalam kekuasaan PDIP, saat ini ketuanya adalah Prasetyo Edi Marsudi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline