Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dari Lahan Pemakaman yang Gelap, Bangkitlah Vampir-vampir Anggaran!

23 Januari 2021   15:01 Diperbarui: 23 Januari 2021   15:04 3757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://paranormal.lovetoknow.com/Vampires_Exist diolah kembali oleh penulis

Baru disusul Gerindra dengan 19 kursi, lalu PKS 16 kursi, Demokrat 10 kursi, PAN 9 kursi, PSI 8 kursi, Nasdem 7 kursi, Golkar 6 kursi, PKB 5 kursi, dan PPP 1 kursi.

Pertanyaannya ada apa dengan parpol-perpol besar koalisi Jokowi yang ada di parlemen DKI Jakarta? Mengapa lumpuh di hadapan seorang Anies Baswedan? Sudah terkooptasikah? Sudah terjerat dalam jejaring gurita para bohir politikkah?

Mengapa sampai sekarang hanya fraksi PSI yang nyata terus-menerus mengritisi kebijakan Gubernur, sedangkan fraksi lain bungkam seribu bahasa.

Bahkan saat isu tunjangan jumbo yang baru lalu itu malah terkesan ikut dalam gerombolan perompak anggaran rakyat, mengapa? Walk-out ngawur ala Jamaludin (fraksi Golkar) pun diikuti oleh semua fraksi lain, dan lagi-lagi PSI ditinggal sendirian.

Padahal dalam pidato politiknya belum lama ini Bu Megawati Soekarnoputri (Ketum PDIP) juga sudah ikut menyindir kepemimpinan Anies yang katanya telah membuat Jakarta jadi amburadul.

Namun sindiran Megawati ini pun seperti berlalu begitu saja. Fraksinya di parlemen Jakarta juga tetap impoten, tak mampu (atau memang tak mau) bertindak dengan langkah-pangkah politik yang cukup signifikan untuk menginterpelasi Gubernur seperti yang pernah diinisiasi oleh fraksi PSI.

Soal pengelolaan anggaran yang sama sekali gelap alias tidak transparan pun semua bungkam. Program smart-budgeting yang dulu pernah digembar-gemborkan oleh Anies pun tak pernah ditanyakan progresnya oleh fraksi-fraksi besar di parlemen Jakarta.

Seakrang isu uang muka Formula-E kembali mencuat, menyusul dana bansos yang tak jelas juntrungannya. Bahkan Anies kabarnya sudah lempar handuk untuk soal penanganan pandemi Covid-19 di ibu kota, tanpa pertanggungjawaban yang jelas tentang dana trilyunan yang telah digelontorkan untuk penanganan Covid-19.

Sampai-sampai membuat dokter Tirta ngamuk-ngamuk, namun -seperti biasa -- itupun dianggap angin lalu oleh Anies. Dengan cara, bungkam seribu bahasa. Semua memang dibiarkan gelap gulita.

Apakah kegelapan ini memang sengaja dibiarkan. Lantaran kegelapan adalah memang habitatnya para vampir penghisap darah.

Sehingga kita pun jadi bertanya-tanya, apakah para anggota parlemen di Jakarta juga sudah bermetamorfosa menjadi sesama vampir setelah membiarkan dirinya "digigit" oleh eksekutifnya yang lebih dulu jadi biang vampir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun