Lihat ke Halaman Asli

Andi Novita Sri Ramadhani

Mahasiswa Universitas Hasanuddin

Mahasiswa KKN UNHAS Edukasi Mitigasi Bencana Alam Banjir dan Pengenalan Alat Peringatan dini di Desa tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros

Diperbarui: 21 Agustus 2025   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama saat Sosialisasi Mitigasi Bencana

Mahasiswa KKN Tematik Inovasi Pengembangan Desa Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) yang ditempatkan di Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, di bawah bimbingan Rastiawaty, S.H., M.H., selaku Dosen Pendamping KKN (DPK), telah melaksanakan kegiatan seminar edukatif bertema: “Edukasi Mitigasi Bencana Alam Banjir dan Pengenalan Alat Peringatan Dini Sederhana.” Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Selasa, 5 Agustus 2025, bertempat di Rumah Bapak Dusun Manarang, dan dihadiri oleh tokoh masyarakat serta warga Desa Tukamasea.

Kegiatan ini merupakan program kerja individu oleh Nadia Syahria Islami, mahasiswa KKN Unhas, yang dirancang berdasarkan kebutuhan masyarakat lokal dalam meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana, khususnya banjir.

“Program kerja ini kami hadirkan agar tercipta komunikasi yang kuat antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait. Selain itu, kami ingin membuka ruang diskusi supaya warga dapat menyampaikan aspirasinya secara langsung, sehingga bisa sampai ke pihak berwenang dan benar-benar ditindaklanjuti sesuai kebutuhan di lapangan,” ujar Nadia Syahria Islami, mahasiswa KKNT Gelombang 114 Unhas sekaligus penggagas kegiatan tersebut.

Dalam pelaksanaan seminar ini, dihadirkan narasumber utama, yaitu Bapak Hasriyadi, S.Sos, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda dari BPBD Kota Maros, yang membawakan materi mengenai pentingnya mitigasi bencana banjir dan strategi penanggulangan yang dapat diterapkan oleh masyarakat. Selain itu, juga menekankan bahwa kesiapsiagaan bencana tidak hanya bergantung pada pemerintah, melainkan perlu dukungan aktif dari masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait agar langkah mitigasi dapat berjalan efektif.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Desa KKN, Anugerah, memperkenalkan alat peringatan dini sederhana sebagai pengganti kentongan. Alat ini dirancang agar mudah digunakan dan dapat diaktifkan secara manual oleh masyarakat saat terjadi bencana. Tidak hanya terbatas pada banjir, alat ini juga dapat dimanfaatkan untuk kondisi darurat lain seperti kebakaran maupun tindak kejahatan, sehingga fungsinya menjadi lebih luas.

“Prinsip kerja alat ini sederhana, ketika terjadi bencana, warga cukup menarik plug yang terhubung pada mekanisme, lalu tarikan itu akan memicu sistem penggerak sehingga alat mengeluarkan suara nyaring sebagai tanda bahaya. Suara inilah yang menjadi isyarat bagi masyarakat untuk segera bersiaga dan melakukan langkah penyelamatan,” jelas Anugerah.

Ia kemudian menambahkan, “Alat ini awalnya dirancang sebagai sistem mitigasi longsor, tetapi kami modifikasi agar bisa berfungsi sebagai pengganti kentongan. Dengan begitu, penggunaannya jadi lebih fleksibel dan dapat dipakai dalam berbagai kondisi darurat di desa, baik banjir, kebakaran, maupun tindak kejahatan.”

Dengan adanya kegiatan ini, Desa Tukamasea tidak hanya semakin siap dalam menghadapi potensi bencana, tetapi juga memiliki wadah komunikasi yang mampu menyatukan pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Aspirasi warga yang tersampaikan menjadi modal penting untuk perbaikan di masa depan, sementara edukasi yang diberikan mahasiswa diharapkan melahirkan generasi muda yang lebih sadar akan pentingnya mitigasi bencana. Harapannya, kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut secara berkesinambungan, sehingga desa tidak hanya tangguh dalam menghadapi bencana, tetapi juga tumbuh sebagai komunitas yang solid, mandiri, dan siap berkolaborasi demi keselamatan bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline