Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

IMF, Tengkulak yang Diidolakan Banyak Negara

Diperbarui: 22 Agustus 2023   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pakistan adalah salah satu negara yang tak pernah bosan meminjam pada IMF.

Sebab ada banyak hal yang ingin diperbaiki negara tersebut. Mulai dari mengimbangi defisit negara. Memperbaiki keseimbangan neraca pembayaran. Menstabilkan ekonomi. Pokoknya ada aja yang akan diperbaiki.

Tahun 2022 Pakistan mengimpor lebih dari 84.12 milyar dolar Amerika. Sementara ekspor cuma 39.42 milyar dolar Amerika. Neraca perdagangannya minus sebenarnya. Tapi mereka tak perduli.

Anehnya lagi Pakistan ini termasuk negara yang tergolong debt default alias susah bayar hutang. Tapi tetap saja diberi pinjaman oleh IMF.

Memang Amerika juga termasuk negara debt default. Tapi negara mereka kan kuat. Super power. Beda dong.

Itu tadi perdagangan luar negeri. Sekarang kita bicara cadangan mata uang asing. Mengapa Pakistan harus meminjam? Karena inflasi sudah dua digit.

IMF meminta Pakistan mengawal belanja. Masalahnya jika itu yang dilakukan maka Shehbaz Sharif ada resiko kalah pada pemilu yang akan datang. Bisa berbalik ke Imran Khan lagi dong.

Nah bagaimana jika ternyata Pakistan gagal bayar?
Yang namanya negara meminjam uang pada suatu lembaga keuangan pastilah ada jaminan tertentu. Negara yang meminjam tersebut harus berkomitmen pada sesuatu yang telah disepakati bersama.

Apabila gagal bayar terjadi maka bukan saja berdampak pada kesehatan ekonomi negara tetapi juga prestise negara tersebut di mata internasional.

Contohnya seperti situasi yang kini terjadi di Pakistan? Jika anda seorang investor, apakah anda yakin ingin melakukan investasi dengan kondisi seperti itu?

Bagaimana jika IMF tidak ingin memberi pinjaman?
Sudah pasti negara tersebut tidak bisa berbuat sesuatu. Contohnya seperti Pakistan. Mereka minyak saja impor. Bayangkan jika mereka tidak dapat pinjaman dari IMF, mereka mau impor pake apa? Jika mereka tidak bisa impor minyak maka ekonomi pasti berhenti. Ini bisa menimbulkan kekacauan politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline