Lihat ke Halaman Asli

Andang Kasriadi

Konsultan Teknik dan Pengembang Kefir

Kolostrum, Hebat yang Terabaikan...

Diperbarui: 31 Januari 2019   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto:Andang Kasriadi

Kolostrum adalah susu awal yang muncul ketika mahluk menyusui melahirkan. Para dokter sekarang selalu menekankan agar para ibu memberikan kolostrum kepada bayinya.

Di kalangan peternak sapi dan kambing, tidak ada yang berani untuk tidak memberikan kolostrum kepada bayi ternak yang baru lahir. Risikonya adalah pedet mati dalam beberapa hari. Andaipun hidup, pasti kesehatannya memprihatinkan.

Kefir Kolostrum mulai dibuat sekitar tahun 2013 di lingkungan Komunitas Kefir Indonesia. Kolostrumnya sendiri sudah sangat dikenal, tapi baru di Indonesia ini kolostrum dijadikan Kefir. Walaupun khasiat kolostrum di dunia sudah dikenal, tapi di Indonesia kelebihan kolostrum, sisa yang tidak habis diminum bayi sapi cuma direbus, kemudian dijadikan oseng-oseng. Memang lezat dan mengandung protein tinggi, tapi khasiatnya, dalam hal ini peran immunoglobulinnya sudah musnah.

Satu demi satu testimoni muncul, mulai dari menuntaskan penyakit "berat" dalam waktu yang sangat singkat, sampai sangat terasa meningkatnya kebugaran orang yang mengonsumsinya.

Satu kasus Guillain-Barr syndrome (GBS), gangguan immunitas yang biasanya diterapi dengan immunoglobulin manusia (kehalalannya patut dipertanyakan), membutuhkan biaya pada kisaran Rp. 200,- juta. Dengan Kefir Kolostrum buatan penggiat Kefir, cukup 1,5 liter seharga Rp 300.000,- (harga setahun yl).

Begitupun kasus-kasus infeksi virus, mudah sekali ditangani dengan Kefir Kolostrum. Logikanya sederhana, bahwa virus tidak bisa diatasi dengan antibiotik, harus dengan antibodi, yang tidak lain dari immunoglobulin.

Tadinya saya meragukan khasiat Kefir Kolostrum yang digunakan dengan diminum itu, sedangkan immunoglobulin dari serum manusia itu digunakan secara intravena. Tapi kenyataan membuktikan bahwa penyakit virus seperti hepatitis, DBD, Chikungunya dan gangguan autoimun, dapat diselesaikan dengan cepat, melalui pemberian Kefir secara oral.

Sayangnya Komunitas Kefir Indonesia, bukanlah lembaga kesehatan yang memiliki legitimasi formal, sehingga temuannya masih sulit untuk diterima kalangan medis pada umumnya.

Saat ini inovasi baru muncul lagi, yaitu Kefir Kolostrum dikeringkan dengan proses dingin, kemudian dikapsulkan.

Kalau menggunakan kapsul, biaya untuk mengatasi GBS akan menjadi lebi mahal, yaitu sekitar delapan kali lipatnya dari mengunakan Kefir Kolostrum cair, tapi masih sangat murah, tidak sampai 1,5 persen dibandingkan dengan menggunakan immunoglobulin manusia. Tambahan lagi, kehalalannya bisa dijamin.

Keunggulan Kapsul Kefir Kolostrum in adalah mudah dibawa kemana-mana, hemat tempat dan cukup tahan lama disimpan tanpa perlakuan  khusus. khusus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline