Lihat ke Halaman Asli

A.A Ketut Jelantik

Pengawas Sekolah

Model Pembelajaran Flipped Class Room, Masihkah Relevan?

Diperbarui: 24 Januari 2023   05:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ket. Photo: Dalam MP Flipped Class Room, siswa lebih banyak membentuk diri dalam penguatan Keterampilan abad 21 ( jelantik)

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia awal tahun 2020 lalu, telah mengubah cara guru melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran  konvensional -- melalui tatap mula langsung-digantikan dengan pembelajaran jarak jauh. 

Penggunaan piranti berbasis digital menjadi sebuah keniscayaan. Maka saat itulah muncul sejumlah teknik pembelajaran yang dianggap mampu mengatasi berbagai problematika yang terjadi. Selain blended learning, saat itu juga diperkenalkan Flipped Classroom. Pandemi sudah dilewati. Kita sudah kembali ke kondisi normal. 

Pertanyaanya sekarang adalah apakah flipped Classroom masih relevan untuk dijadikan salah satu alternative pembelajaran di kelas? Penulis akan mencoba untuk memberikan gambaran singkat tentang Flipped Class Room.

Flipped class room pertama dikenalkan J Wesley Baker sekitar tahun 2000-an. Dinilai memberikan manfaat yang signifikan, model pembelajaran inipun berkembang ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Karakteristik utama Model Pembelajaran Flipped classroom adalah mengurangi instruksi langsung guru kepada siswa saat penyampaian materi. 

Materi disampaikan guru sebelum dilakukan tatap muka di kelas. Penyampaian materi bisa menggunakan tehnologi informasi baik dalam bentuk video, modul, atau bentuk lainnya. 

Meski demikian pada dimensi lain memberikan ruang yang lebih luas bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir abad 21 yang dikenal dengan keterampilan 4 C.

Konsep flipped Class room, adalah mengubah/membalik paradigma lama proses pembelajaran yang dilakukan guru. Jika sebelumnya --baca cara konvensional- saat proses pembelajaran di kelas guru menyampaikan materi yang kemudian diikuti dengan pemberian assessment yang harus dikerjakan di rumah oleh siswa, maka dengan Flipped Class room konsep ini dibalik. 

Siswa ditugaskan untuk mempelajari, memahami dan menjawab soal atau menyelesaikan tugas proyek yang diberikan di rumah. Selanjutnya ketika dilakukan tatap muka siswa ditugaskan untuk mempresentasikan hasil kerjanya, mendiskusikan permasalahan yang dihadapi bersama teman sejawat. 

Jelasnya, selama kegiatan tatap muka tugas siswa  adalah menemukan konstruk baru, mempertajam analisis sebuah konsep serta mempraktekan apa yang dipelajari di rumah. 

Singkatnya, Flipped Class room apa yang dilakukan pada kelas konvensional dikerjakan di rumah pun sebaliknya. Pekerjaan di rumah pada pembelajaran konvensional dikerjakan di kelas.

Kombinasi Teori Behaviorisme dengan Constructivisme

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline