Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Fiqih di Madrasah

Diperbarui: 9 Juni 2021   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENGEMBANGAN INDIKATOR DAN PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH

1.INDIKATOR DAN BAHAN AJAR
Indikator adalah petunjuk tercapainya Kompetensi Dasar yang mencolok oleh adanya perubahan tingkah laku yang pengukurannya mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengembangan indikator ini menyesuaikan pada ciri khas peserta didik kita, satuan pendidikan, mata pelajaran, kemampuan yang ada di suatu daerah dan dapat disimpulkan pada kata kerja operasional yang dapat kita lihat ukurannya dan dapat dilakukan dengan observasi. Indikator nanti akan didayagunakan sebagai dasar dalam penyusunan instrumen dalam evaluasi atau penilaian terhadap peserta didik.


Bahan ajar pada penyajiannya merupakan proses atau cara menyajikan bahan ajar yang menjadi pegangan pembelajaran yang nantinya akan disampaikan atau diajarkan kepada peserta didik. Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam sajian bahan ajar adalah: cara atau proses mencantumkan tujuan belajar mengajar, sistematika bahan ajar (step by step dari proses belajar mengajar), adanya ajakan minat dan perhatian peserta didik, keterlibatan keaktifan peserta didik, sangkut-paut antar bahan ajar satu dengan yang lain, tata aturan, tes dan soal.


2.LANGKAH PENGEMBANGAN
Indikator dalam pengembangan harus mengakomodasi kemampuan peserta didik yang ada pada Kompetensi Dasar. Indikator pada perumusannya dengan bentum kalimat yang menggunakan kata kerja operasional. Indikator pada perumusannya seminimal mungkin mencakup dua syarat yakni aspek kognitif dan materi yang dijadikan media dalam pencapaian kemampuan peserta didik. Kata kerja operasional yang ada di indikator pencapaian kemampuan aspek kognitif dapat merujuk pada aspek pengetahuan taksonomi Bloomrevisedyang pengembangannya oleh Andeson, tingkatan afektif dapat mengarah pada tingkatan perilaku taksonomi Bloomrivised, yang dikembangangkan Anderson aspek keterampilan dapat mengarah pada aspek psikomotorik taksonomi Bloomrevised, yang menjadi pengembangan Anderson.


3.PRINSIP YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN ATAU DIPERHATIKAN
Ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan atau diperhatikan dalam memilih bahan ajar. Prinsip-prinsip tersebut mencakup : prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.


Prinsip relevansi adalah asas keterkaitan atau bertalian. Bahan ajar harus relevan maksudnya saling berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Misalkan saja jika Kompetensi Dasar yang wajib penguasaannya oleh peserta didik berupa hafalan niat tayamum maka bahan ajar yang disampaikan juga wajib berisikan hafalan niat tayamum.


Prinsip konsistensi adalah asas keajegan yang berarti tetap, teratur dan tidak berubah. Jika Kompetensi Dasar yang wajib penguasaannya oleh peserta didik berjumlah empat macam, maka bahan ajar yang wajib pengajarannya berjumlah sama yaitu empat macam juga. Misalkan pada Kompetensi Dasar keterampilan yang harus dikuasai ada empat alur merawat jenazah maka pada materi yang diajarkan juga harus berisi empat alur juga.


Prinsip kecukupan, dimana bahan ajar yang disampaikan ke peserta didik wajib cukup dan memadai sebagai hal untuk mempermudah peserta didkk dalam mencapai tujuan belajar mengajar itu sendiri yaitu mahir penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bahan ajar yang dibuat tidak boleh terlalu banyak atau bahakan sedikit, menagapa? Terlalu banyak maka berarti tidak berjalan efektif pula waktu dan tenaga dalam pembelajaran, dan jika terlaalu sedikit juga akan mempersulit pemahaman peserta didik pada materi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline