Lihat ke Halaman Asli

Amanda Ivani

Universitas Negeri Semarang

Edukasi Literasi Minat Baca: Pendalaman Fungsi Buku Fiksi dan Non Fiksi

Diperbarui: 4 September 2025   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Kegiatan Edukasi Literasi Minat Baca

Program UNNES GIAT 12 diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai bentuk kontribusi nyata dari mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat dengan membawa kebermanfaatan. UNNES GIAT merupakan program pengabdian masyarakat melalui penerapan bidang ilmu yang ditekuni masing-masing mahasiswa terlibat dalam satu kelompok. Kolaborasi terjadi antar mahasiswa sehingga muncul ide-ide inovatif yang cocok diterapkan di desa pengabdian.

Desa Pantianom yang terletak di Kec. Bojong, Kab. Pekalongan merupakan salah satu wilayah UNNES GIAT yang mengusung tema “Ngopeni Jateng” terdiri atas delapan program kerja wajib oleh universitas serta tujuh program kerja pengembangan berdasarkan observasi permasalahan desa. Program kerja pengembangan yang diselenggarakan di sekolah salah satunya adalah Edukasi Literasi Minat Baca. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama Ningsih S. Pd. selaku guru kelas VI SD Negeri 01 Pantianom didapati siswa kelas VI memiliki minat baca yang cukup baik. Ningsih menilai peningkatan minat baca terjadi karena adanya literasi rutinan membaca buku selama 15 menit setiap pagi sebelum memulai pembelajaran.

Mahasiswa UNNES GIAT 12 Desa Pantianom menawarkan penyelenggaraan kegiatan edukasi literasi minat baca dengan memberikan materi mengenai pendalaman wawasan tentang fungsi buku fiksi dan nonfiksi dalam kehidupan sehari-hari. Penawaran ini disetujui karena materi tersebut belum pernah dipaparkan secara spesifik di kelas, sehingga diharapkan mampu melengkapi proses pembelajaran formal yang ada. Kegiatan ini memiliki tujuan utama untuk menumbuhkan sekaligus meningkatkan literasi minat baca siswa, sebab membaca bukan hanya keterampilan dasar, melainkan juga jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter.

Melalui pemahaman fungsi buku fiksi, siswa dapat mengasah imajinasi, empati, dan kemampuan berpikir kritis terhadap berbagai situasi kehidupan, sedangkan dari buku nonfiksi, mereka memperoleh wawasan faktual, pengetahuan praktis, dan sudut pandang ilmiah yang berguna untuk menghadapi tantangan nyata. Dengan demikian, literasi minat baca tidak hanya berhenti pada aktivitas membaca semata, melainkan juga menekankan bagaimana siswa dapat menggunakan kedua jenis buku tersebut secara bijak, seimbang, dan relevan dengan kebutuhan belajar maupun kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan ini diharapkan tercipta budaya membaca yang lebih kuat di kalangan siswa, sehingga membaca bukan lagi dianggap sebagai kewajiban, melainkan menjadi kebutuhan dan kebiasaan yang menyenangkan.

Kegiatan edukasi pada tanggal 9 Agustus 2025 diawali dengan pemaparan materi seputar buku fiksi dan non fiksi. Di sela-sela materi juga diadakan ice breaking sambung kalimat agar suasana cair dan siswa mampu fokus kembali pada kegiatan yang sedang berlangsung. Selanjutnya, pengerjaan LKPD tempel gambar buku berdasarkan jenisnya, yaitu fiksi atau non fiksi. Contoh gambar buku fiksi yang dipilih diantaranya ada fabel, cerita rakyat, dan novel. Non fiksi yang dipilih yaitu ensiklopedia, kamus terjemahan bahasa, buku paket mata pelajaran, dan lainnya.

Pemaparan Materi Buku Fiksi dan Non Fiksi

Ice Breaking

Pengerjaan LKPD

LKPD kemudian dikumpulkan untuk evaluasi secara ringkas. Hasilnya, kegiatan edukasi berhasil dilaksanakan dengan baik. Secara keseluruhan, 90% siswa mengerjakan LKPD dengan benar serta menjawab pertanyaan secara lisan dengan sangat lancar. Adapun pemberian hadiah berupa satu buku fiksi bagi siswa yang mampu menyimpulkan kegiatan. Amanda Ivani, selaku narasumber kegiatan ini turut mempersuasi siswa agar rajin membaca buku. Ia juga merekomendasikan beberapa buku yang cocok untuk dibaca siswa kelas VI yang akan ujian melanjutkan ke jenjang SMP. Buku fiksi seperti novel tere liye juga turut disarankan untuk dibaca sebagai hiburan. Kegiatan diakhiri dengan dokumentasi dan membuat konten TikTok bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline