Lihat ke Halaman Asli

Analisis Jabatan

Diperbarui: 7 Desember 2021   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Salah satu persoalan krusial pada Indonesia merupakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). MSDM dianggap menjadi keliru satu duduk perkara krusial mengingat per soalan-masalah yg berkaitan dengan hal ini tidak pernah tuntas. Sorotan terhadap kinerja asal daya manusia aparatur yang rendah, hampir nir pernah berhenti. 

Keberadaan asal daya insan yg kapabel tentu tidak terlepas menurut upaya buat mendapatkan sumber daya insan yg kapabel tadi. Salah satu langkah mendasar yg wajib  dilakukan sang setiap organisasi, buat menerima sumber daya manusia yg sempurna jumlah & tepat kualitas merupakan analisis jabatan. Kerugian yg dimaksud dalam hal ini tidak hanya berupa inefisiensi anggaran, akan namun jua pada kualitas layanan yang diberikan. Kebijaksanaan & langkah penyem purnaan administrasi negara selayaknya te rus dilakukan supaya tercapainya efektivitas kerja pegawai. Karena efektivitas kerja yg tinggi merupakan keliru satu indikator ke berhasilan sebuah organisasi. Efeketivitas kerja bisa diartikan sebagai pencapaian tujuan sesuai menggunakan rencana yg dibuat dari kebijaksanaan organisasi.

Dengan demikian maka otonomi daerah yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab, justru daerah bisa memilih & mengatur rumah tangganya sendiri, terutama pada memanfaatkan dan mendaya gunakan sumber daya atau potensi yang dimiliki, dan kesemuanya itu buat mening katkan kesejahteraan warga  di wilayah. Akan namun dalam mewujudkan efektivitas pelaksanaan otonorni daerah nir terlepas berdasarkan komitmen, kompetensi & konsistensi para pelaksana administrasi negara dalam mewujudkan hasrat tersebut.

Efektivitas kerja adalah output (keluaran) yang diinginkan sang setiap organisasi, baik organisasi publik maupun swasta, dan tingkat efektivitasnya masing-masing tidak sinkron. Lantaran kurang berfungsi nya manajemen kepegawaian akan mem bawa konsekuensi terhadap efektivitas kerja terutama dalam penempatan pegawai wajib  didasarkan  atas kualifikasi pegawai, yaitu hendaknya disesuikan antara kemampuan pegawai menggunakan beban kerja atau taraf pendidikan dengan jenis pekerjaan.

Analisis jabatan merupakan suatu proses yang menerangkan liputan tentang konduite orang yang akan menduduki jabatan (pekerjaan) & kegiatan pekerjaan nya. Umumnya, fakta yg digambar kan atau dicatat mencakup tujuan pekerjaan, kewajiban atau aktivitas primer yg harus dilakukan sipelaku/ pemangku pekerjaan, & kondisi-kondisi yg harus dipunyai oleh si pelaku pekerjaan. Dengan demikian analisis jabatan adalah bagian nir terpisahkan dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

Analisis jabatan merupakan suatu aktivitas buat mencatat, mempelajari dan menyimpulkan fakta informasi atau informasi kabar yg berhubungan dengan masing masing jabatan secara sistimatis dan teratur. Dengan demikian selain memberikan manfaat bagi organisasi, analisis jabatan jua bermanfaat bagi pegawai buat men capai tujuan tujuan pribadinya. Dengan pada tempatkan pada jabatan yg sesuai dengan kualifikasi yang ia miliki, berarti para pegawai tadi telah diberikan kesempatan untuk menyebarkan dirinya & mereali sasikan potensinya seoptimal mungkin.

Secara teoritis analisis Jabatan adalah prosedur buat tetapkan tugas dan tuntutan keterampilan berdasarkan suatu jabatan/ pekerjaan (job descriftion) dan orang seperti apa yang akan melaksanakan pekerjaan (Dessler: 1997). Pengertian ini menyangkut dua aspek yaitu menyangkut isi pekerjaan & orang yg melakukan pekerjaan dengan kata lain bagian menurut proses administrasi maupun manajemen sumberdaya aparatur pada menaikkan kinerja organisasi.

Dengan demikian kinerja organisasi dalam hal ini merupakan produk menurut keegiatan administrasi dan manajemen sumberdaya aparatur. Lantas, permasalahan muncul, ke nyataan memberitahuakn bahwa tingkat produk tivitas Pegawai Negeri Sipil selama ini masih rendah yang berdampak pada rendah nya kinerja organisasi/SKPD. Salah satu penyebab yang diduga berpengaruh terhadap syarat ini adalah implementasi analisis jabatan baik job description maupun job specification (Hasibuan, M.S.P. 2007).

Biasanya Analisis Jabatan Digunakan Untuk Penyusunan Organisasi Baru, Perekrutan Anggota, dll.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline