Lihat ke Halaman Asli

alyaaqilah

Mahasiswi

Benarkah Minus Bisa Turun Tanpa Kacamata dan Operasi?

Diperbarui: 30 Juli 2025   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di tengah gaya hidup modern yang tidak bisa lepas dari layar ponsel, laptop, dan TV, keluhan mata seperti minus, silinder, hingga mata cepat lelah menjadi sangat umum. Tak sedikit orang yang mulai memakai kacamata sejak usia muda. Namun, tahukah kamu bahwa ada cara alami untuk mengurangi ketergantungan pada kacamata, tanpa harus operasi atau konsumsi obat? Salah satunya adalah terapi mata alami sebuah metode non-medis yang kini mulai dilirik karena sifatnya yang aman dan menyeluruh.
Eye Wellness Indonesia adalah salah satu pelopor pusat terapi mata alami di Indonesia yang menawarkan metode ini.

 Apa Itu Terapi Mata Alami?

Terapi mata alami adalah metode untuk melatih kembali fungsi otot dan sel-sel mata agar bekerja secara optimal. Ini berbeda dari tindakan medis seperti operasi lasik atau penggunaan obat-obatan, karena seluruh prosesnya menggunakan alat-alat khusus tanpa efek samping.
Di Eye Wellness Indonesia, metode ini menggabungkan pendekatan Timur dan Barat, dengan prinsip bahwa penglihatan bisa diperbaiki bila kita melatihnya dengan cara yang tepat.

Biasanya, terapi dilakukan secara rutin, 1–2 kali seminggu, dengan durasi sekitar 1 jam per sesi. Dalam setiap sesi, pasien menjalani berbagai tahapan latihan visual yang disesuaikan dengan kondisi

Masalah-Masalah Mata yang Bisa Ditangani

Terapi mata alami adalah metode untuk melatih kembali fungsi otot dan sel-sel mata agar bekerja secara optimal. Ini berbeda dari tindakan medis seperti operasi lasik atau penggunaan obat-obatan, karena seluruh prosesnya menggunakan alat-alat khusus tanpa efek samping.
Di Eye Wellness Indonesia, metode ini menggabungkan pendekatan Timur dan Barat, dengan prinsip bahwa penglihatan bisa diperbaiki bila kita melatihnya dengan cara yang tepat.

Biasanya, terapi dilakukan secara rutin, 1–2 kali seminggu, dengan durasi sekitar 1 jam per sesi. Dalam setiap sesi, pasien menjalani berbagai tahapan latihan visual yang disesuaikan dengan kondisi
Terapi ini umumnya cocok untuk berbagai gangguan mata ringan hingga sedang, seperti:
1. Mata minus (miopia): akibat otot mata yang tegang atau bola mata memanjang
2. Mata plus (hipermetropi): sering dialami oleh anak-anak atau lansia, akibat otot mata kurang kuat memfokuskan

3.Silinder (astigmatisme): akibat kelengkungan kornea yang tidak simetris

4. Mata tua (presbiopi): wajar dialami usia 40+, karena kemampuan akomodasi mata menurun
5. Mata malas (amblyopia): sering terjadi pada anak, akibat satu mata tidak berkembang optimal
6. Juling ringan (strabismus): biasanya karena otot penggerak mata tidak seimbang

Setiap masalah mata ini bisa memiliki pemicu yang berbeda, seperti kebiasaan melihat terlalu dekat, postur tubuh saat membaca, pencahayaan buruk, hingga terlalu sering menatap layar tanpa istirahat.

Bagaimana Terapi Ini Dilakukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline