Jejak "kudeta 1998 " terhadap Soeharto (4) Waktu membuktikan
Orde reformasi sudah diujung alrm sepertinya rapuh, tak berkerangka lagi, dulu mbengok sekarang kagok, dulu nyinyir sekarang anyir baunya.
Berbusa-,busa anti soeharto setelah dapat kursi busa lupa pada rakyat dan pindah sel rumahnya.
Apakah dengan gonta-ganti tujuh presiden itu semua bisa berjalan seperti impian reformis?
Pertanyaan yang jawabnya ambigiu, demokrasi sudah jalan lamcar, namun pengemudinya selalu bohongi penumpamgnya, ironis!
Nampaknya roda reformasi sudah menuju rel otokrasi otoratoriatisme semua berpusat pada Jakarta dan partai pemenang serta para pendukung selalu benar! Pintar atau bodoh tetapi orde baru nyata telah runtuh dan ambyar.
Namun sungguh di alekta, beda pendapat, kritisme dan ide baru selalu dipentalkan dengan alasan klasik "makar" dan tuduhan radikalusme mulai dijalankan demi langgengnya kekuasaan saat ini mungkin soeharto akan tersenyum "coroku mbiyem saiki kanggo maneh" bila masig hidup tertawa geli saat ini.
Pembubaran ormas, politik belah bambu terhadap parpol yang tidak pro pemerintah dan isyu terorisme serta khilafah untuk benamkan politik islam adalah cara kuno zaman orba sekarang di pakai lagi!
Pandemi corona sebuah alasan
Sebuah orde akan berkembang lebih baik atau buruk tergantung pada kita.
Orde reformasi ini tampaknya ditunggangi kepentingan sekelompok dan segelintir orang yang mempunyai kuasa dan kekuatan politik tertentu inilah kebalikan saat orde baru yang mutlak pada soeharto sekarang terbagi pada kekuasaan ekonomi dan partai pemenang yang sangat mempengaruhi orde reformasi ini sungguh nyata adanya.