Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Idul Fitri 13 Mei 2021: Gema Kemenangan yang Terasa Pilu

Diperbarui: 12 Mei 2021   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.fokusmuria.co.id


Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar.....
Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...
wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa.

Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu
Mukhlishiina lahuddiin
Walau karihal - kaafiruun
Walau karihal munafiqun
Walau karihal musyriku

Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah.

Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd. 

Nanti sore gema takbir akan berlalu di seantero negeri ini walau masih pandemi di balik virus corona 19 yang beimplikasi juga dengan "kurang meriahnya" penyambutan bakdo riyoyo idul fitri 1 syawal 1442 yang bertepatan dengan tanggal   13 Mei 2021

Mei yang pernah menenggelamkan negeri ini pada keterpurukan  dan mei yang mengingatkan mimpi-mimpi buruk para penguasa negeri ini, sekarang adalah lebaran kedua yang   masih serba sedih, mencekam dan susah belum new normal seperti yang di katakan para penguasa.

Kata-kata yang menyejukkan untuk tidak mudik walau banyak yang nekat untuk sekedar kangen pada dan orang tua di rumah semua termasuk anak, suami dan juga kekasih hati makan banyak yang nekat dan menerjang arus demi rasa kangen ini acuh terhadap wabah yang semakin hari mengancam semua lini kehidupan yang ada di negeri ini.

Kemenangan yang tertunda

Sungguh ramadan dan idul fitri yang tidak akan saya lupakan seumur hidup karena inilah ramadan dan idul fitri yang kedua yang kami lalui dengan pembatasan di berbagai segi kehidupan seakan mampu mengekang  nafsu kita untuk berekpresi karena semua lini kehidupan semakin di sesaki dengan aturan yang melarang dan melarang.

Lihatlah banyak orang yang gamang untuk menyakinkan diri bahwa besok adalah hari kemenangan yang sungguh di nantikan semua umat muslim di sebagaian belahan bumi ini  inilah yang saya namakan kemenangan yang  tertunda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline