Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Di Balik Masker Presiden #05

Diperbarui: 13 April 2021   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahan pribadi

Halaman 05. Masa Lalu Joyomie

"masa lalu adalah kenangan untuk instropeksi diri dan bergerak untuk masa depan"

Sungguh sebuah perjuangan untuk hidup adalah sesuatu yang hakiki yang di jalankan Joyomie muda karena semua harus di perjuangkannya demi  memenuhi hidup dan kehidupanya, semua harus di lakukan walau harus keras dalam menjalaninya.

"hidup harus berjuang keras dan juga harus berani menghadapi semua resiko dalam mengarunginya"  prinsip yang di katakan dan selalu di tekankanya pada rakyatnya untuk selalu bekerja keras dalam situasi apapun dan dalam keadaan yang bagaimanapun.

"waktu akan membuktikan bahwa semua kerja  keras  itu akan menuai hasil yang  di harapkan bukan hanya berpangku tangan menunggu belas kasih orang lain dan itulah prinsip hidup yang harus di mengerti  oleh kita semua era pandemi corona jangan membuat kita nglempeyong dan mudah putus asa itu bukan sebuah  alasan untuk tidak semangat untuk mengejar cinta dan cita-cita kita " lanjutnya berapi-api.

Semua harus di perjuangkan untuk kemulyaan hidup Joyomie muda hanya seorang yang biasa saja  tinggal di tepian sungai bengawan Kulon Kali  yang penduduknya sangat-sangat miskin karena  mendapat hasil hari ini habis untuk hari ini juga itulah keadaan di pinggir bengawan Kulon Kali yang mengenaskan.

Tidak senyum yang selalu di wjahnya datar dan tanpa ada ekspresi karena kedua orang tuanya selalu menekan pada dirinya dan  kakak serta adiknya untuk selalu serius dalam mengahadapi masalah kehidupanya.

"kalau tidak obah ora mangan " kata kedua orang tuanya jangan " jangan mikir beli baju baru bila lebaran dan jangan mikir angpo dari  bapak ibu" itulah yang di rekam dari benak Joyo Endo alias Joyo Mie  muda karena begitu kerasnya perjuangan dalam kehidupan yang di laluinya.

Tahun 2022 ini seakan menyadarkan sang presiden sejak wabah corona yang merebak medio  tiga tahun sejak merebaknya virus yang hampir menghancurkan sebagain sendi kehidupannya negerinya seakan membangunkan dari tidur dan mimpinya yang lelap bahwa  hanya dengan gotong royong dan juga  kerja keraslah  yang mampu membuka kunci keberhasilannya menghadapi pandemi yang  begitu mewabah di seantero sudut dunia dan korban  virus ini telah yang banyak   dan semua tahu dampak yang di timbulkannya menyeluruh di semua sektor kehidupan  umat manusaia.

Bukan rumah besar  yang di minta di do'a- do'anya tetapi istana negara Bogora ini menjadi saksi bahwa orang biasapun bisa menjadi seorang presiden   adalah sebuah realita .

Sekali lagi waktu membuktikan bahwa semua harus di jalankannya dengan ikhlas dan selalu menggunakan hatinya yang dalam itulah masa lalu yang harus di laluinya. Tahun yang sulit yang di laluinya dengan penuh harap cemas di tahun kedua menjadi presiden seakan membuka luka-luka masa lalu yang telah tertoreh di dadanya kembali karena masa lalu yang pahit, penghianatan dan kerja keras adalah  hal yang harus di laluinya samapai detik ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline