Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Reformasi 1998, Jalan Sunyi Revolusi

Diperbarui: 26 Mei 2018   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Reformasi 1998 jalan Sunyi Revolusi 

#sebuah refleksi  kenangan

Mengenang reformasi

adalah sulit untuk  dilupakan

walau takdir berkehendak lain sekarang

sunyi...

20 tahun reformasi semua tahu ternyata mesin waktu demokrasi sudah kembali keasalnya yang tidak bisa kita cegah lagi. Dulu beberapa tokoh reformasi menggaungkan apa yang dinamakan oleh mereka anti KKN dan inilah mauwujud kita demokrasi yang benar-benar nyata, peebrantasan korupsi yangbenar nayat dari tujuh presiden sejak ORBA tumbang sangat nyata pemeberantasan dan penegakakan anti KKN inilah keberhasilan reformasi yang tidak kita rasakan saat ini.

Sungguh nyata seorang biasa bisa menjadi pemimpin di negeri ini, bukan RT atau RW tetapi juga sebagai walikota, gubernur, dan bahkan anggota DPR adalah nyata!

Orang bisa tersenyum dan mereka gembira sampai efuria demokrasi ini sejenak terkoyakoleh ieologi Terorisme adalah nyata, karena kemungkinan waktu reformasi mereka ketinggalan kereta dan sekan nyata "perjuangan " brutal mereka untuk mengganti ideologi Pancasila juga semakin berani inilah kenyataan yang ada sekarang bahkan menumbalkan keluarga mereka demi  menentang pemerintahan yang syah ini.

Maaf saya tidak menguasa  ideologi teroris ini karena bagi saya NKRI dan Pancasia tetaplah harga mati, namaun saya masgul sampai 20 tahun reformasi ini jalan sunyi itu masih ada  dan siklus 20 tahunan kepemimpinan kita seakan nyata bukankah mereka yang di tangkap karena korupsi adalah sebagaian dari mereka yang  turut demo dan berkoar anti KKN era Soeharto dulu?

Sekarang lihatlah juga siapa yang duduk dalam pemerintahan nyata sekarang ada garis keturunan dan juga anak bahkan bapak anak pernah mencatatkan diri sebagai salah satu anggota DPR dan juga pemimpin didaerahnya bahakan ada pemimpin daerah yang dulu di jabat suaminya sekarang di jabat istrinya inikah hasil reformasi anti KKN dan yang nyata N ( nepotisme) sekarang mulai menggeliat ada dan nyata inilah sisi buruk reformasi, bukan kejelakan tetapi sebuah kata ini nampaknya luput daair perhatian kita, maka saya sangat setuju bila tahun 2019 besok atau juni besok 2018 kita masukan kriteria nepotisme ini pada pilihan bupati, walikota, gubernur, DPR dan bahkan Presiden kalau bisa!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline