Lihat ke Halaman Asli

Alip Yog Kunandar

TERVERIFIKASI

Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Doa Minimalis dan Tak Dikabulkan

Diperbarui: 28 April 2021   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pondoktremas.com

"Gimana puasanya, Kang, lancar?" tanya Kang Jana saat bertemu dengan si Kabayan dekat sungai Cimuntur.

"Alhamdulillah Jang, rugi kalau saya nggak puasa..." jawab Kabayan. "Kan ada ayatnya, Ya ayyuhalladina amanu kutiba 'alaikumus-siyamu kama kutiba 'alalladina ming kablikum la'allakum tattakun. Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa..."

"Nah itu apal soal kewajiban..." timpal Kang Jana.

Kabayan nyengir, "Bukan soal itu saja Jang. Saya mah puasa nggak puasa di rumah juga jarang ada makanan. Jadi kalau nggak puasa kan rugi, sudah dosa, kelaparan tetap saja, hehe..."

"Berarti niat puasanya beda dong, bukan lagi niat puasa karena Allah, tapi karena tak ada makanan!"

"Yaa, doanya mah sama saja Jang. Dari dulu doa puasa yang saya ingat kan itu-itu saja. Doa niat puasa sama doa buka puasa!" kata si Kabayan.

"Nggak nambah doanya?"

"Ditambah dengan doa apa? Doa tidur pas puasa kan sama saja, doa ke kamar mandi juga nggak berubah..." tanya Kabayan.

"Ya doa sih sama aja. Mungkin ditambah dengan menghafal ayat-ayat pendek buat shalat taraweh kalau kebetulan tidak bisa di masjid..."

"Yaah, itu juga sama, cuma tiga jurus, annas, al iklas, al palak. Bolak-balik saja..." jawab Kabayan. "Kan saya nggak pernah disuruh jadi imam..."

"Lah memangnya di rumah nggak pernah solat jamaah sama istri?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline