Lihat ke Halaman Asli

Albar Rahman

Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Arti Bulan Ramadan dan Pesan Menjaga Bumi Pertiwi

Diperbarui: 24 Maret 2023   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

visual.republika.co.id

Ramadan, bulan yang tak terwakilkan oleh ungkapan kata jika harus mengurai kemuliaannya. Di sana syahrul Qur'an dan di sana juga ada kemulian seribu bulan dalam satu malamnya. Dikenal dengan malam lailatul Qadr.

Hal di atas jika kita melanjutkan uraiannya tentu banyak lagi, jemari saya yang miskin akan ilmu ini belum mampu menggores untaian dan goresan layaknya ulama tentang kemuliaan bulan ini.

Namun satu hal yang menarik perhatian saya saat menelaah arti kata dari ramadan. Membuka kamus Bahasa Arab dijumpai bahwa ramadan berasal dari kata kerja ramida-ramadan juga didefinisikan secara bahasa salah satunya ialah al-ardulhamiyatu min syiddati harsi syamsi. Artinya: "(Bumi) tanah yang amat panas oleh terik matahari".

Jika berbicara dan mendengar kata bumi. Tinjaun sederhana saya adalah tertuju pada satu kekayaan yang sejatinya dari bumi tentang hutan itu sendiri.

Menariknya lagi, ramadan kali ini bertepatan pada bulan maret. Tanggal 21 Maret sejatinya diperingati sebagai International Day of Forest. Hari ini sederhanaya ialah upaya bersama untuk melihat dan menjaga hutan yang ada sebagai bagian dari kekayaan dan kelestarian bersama.

Berbicara tentang hutan, sadar atau tidak bahwa penebangan hutan secara liar dan membabi buta sangat massif terjadi. Berdasarkan laporan dan data berbagai LSM Peduli lingkungan melaporkan bahwa penebangan hutan liar pertahun 2021 kemarin mencapai 1.600.000 -- 2.000.000 bahkan adala laporan yang berani mengatakan mencapai 3.800.000 hektar hutan ibu pertiwi di negri ini dibabat habis. 

Fakta di atas mencengangkan sekaligus tamparan bahwa manusia selalu menjadi penyebab kerusakan di muka bumi sebagaimana tercantum dalam surah Ar-Rum ayat 41. Di sisi lain dalam surah Al-Araf ayat 56 kita diperintahkan untuk tidak merusak alam dan bumi ini. Untuk lebih jelasnya pembaca bisa melihat tafsir dari para ulama dan mufassir terkait beberapa surah yang saya sebetukan sebelumnya. Melihat ulang dan menyaksikan langsung betapa Al-Quran itu care alias peduli dengan lingkungan bahkan sebagaimana definisi uraian tentang Ramadan ada kata 'bumi' disebutkan di sana bahkan bersanding dengan matahari. Terkait bumi marilah kita merawatnya Bersama dimulai dari bumi ibu pertiwi tercinta ini.

Momen menjaga ibu pertiwi di bulan mulia 

 Dari fenomena ini, ada satu ajakan dari sepinya tulisan sederhana ini untuk kita semua juga pada pemangku kebijakan tertinnggi. Semoga pak Jokowi sempat melihat dan membaca tulisan teramat sederhana ini.

Sebuah tawaran guna diadakan kebijakan pada bulan Ramadan jadi momentum setidaknya untuk tidak menebang hutan terlebih dahulu, salama satu bulan saja jika itu terjadi ada ratusan ribu pohon bahakan bisa mencapai jutaan pohon yang terselamatkan dari praktek penebangan liar, pengawasannya diketatkan pada bulan mulia ini. Dengan demikian adanya maka bumi pertiwi semakin sejuk di berkat kebijakan dibulan mulia ini.

Sebagai penutup mari kita renungi pandangan berikut, kebijakan penguasa itu layaknya rembulan, sebab ia selalu memberi ruang cahaya bagi gelap malam. Namun yang tak kalah penting adalah kebijaksanaan itu sendiri ia terpancar bagai matahari menyinari siang dan meyumbangkan cahaya untuk rembulan pada malam hari. Menjaga hutan dimulai dari bumi ibu pertiwi adalah satu kebijksanaan yang berharga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline