Lihat ke Halaman Asli

Aksara Sulastri

Freelance Writer Cerpenis

Cerpen: Motor Harga Dua Juta

Diperbarui: 11 November 2022   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Broto hanya bekerja sebagai tukang becak, memiliki dua anak, anak pertamanya perempuan, dan anak keduanya laki-laki. Anak laki-lakinya bernama Sigit, ia sudah berkeluarga. Sedangkan, anak perempuannya masih belum menikah.

Suatu ketika Pak Broto datang kepada saya meminta bantuan.

"No, tulung luruhke motor rege rong jutanan." Pak Broto ingin dicarikan motor seken seharga dua jutaan. 

Saya sebagai keponakannya merasa kasihan. Sebab sudah lama sekali Beliau ingin memiliki motor. Beruntung Pak Broto mendapatkan rezeki dadakan, bantuan dari Pemerintah. Uang tersebut ingin digunakan membeli motor.

Uang bantuan dari pemerintah sementara dititipkan menantunya dalam bentuk emas, berupa gelang. Pak Broto memang sengaja agar uang itu tidak digunakan keperluan lain oleh Sigit. 

Sigit sendiri bekerja sebagai damkar, pemadam kebakaran. Gaji menunggu setiap bulan. Kadang keperluan sehari-hari pun kurang, meminta jatah dari Pak Broto. Pak Broto sering mengeluh kepada saya.

"Entok duit mung seket ewu, dibagi selawenan kambe Sigit." Uang lima puluh ribu dibagi dua untuk Sigit. 

Saya selalu membatin dalam diri sendiri. Jadi, anak masih saja merepotkan orang tuanya. Bahkan saat keinginan bapaknya untuk membeli motor selalu ditunda dengan alasan menunggu tambahan uang, supaya mendapatkan motor yang lebih bagus. Seperti motor Satria, seken harganya sekitar tujuh jutaan. Pak Broto justru berkata kepada saya, "Dapat tambahan uang dari mana lagi, yang ada uang dua juta itu habis."

Saya juga berpikir sama seperti Pak Broto, sebelum uangnya digunakan yang lain lebih baik beli motor sesuai jumlah uangnya saja. Jangan memberatkan diri sendiri, tambahan uang lima juta lagi itu tidak sedikit. Dipikir-pikir memang berat beban hidupnya itu. Sigit sendiri sudah banyak utang di warung.

Hari ini juga, saat Sigit sedang bekerja. Pak Broto minta diantarkan ke tempat orang yang menjual motor seken. Pak Broto yang usianya sudah menginjak tujuh puluhan, mendengar info dari kawannya bahwa ada yang ingin menjual motor bekas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline