Lihat ke Halaman Asli

Akmal Husaini

suka menjaga kebersihan

Provokasi, Intoleransi dan Nasionalisme

Diperbarui: 21 Mei 2022   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Damai Itu Indah - tribunnews.com

Provokasi demi provokasi terus bermunculan di media sosial. Provokasi yang muncul bisa dalam bentuk apapun. Dan terkadang, tidak sedikit dari masyarakat yang tidak paham, bahwa provokasi tersebut sengaja dimunculkan untuk membuat 'kegaduhan', penggiringan opini, atau kepentingan yang lain. 

Praktek semacam ini terjadi karena banyak sekali motifnya. Ada karena persoalan tidak suka dengan kebijakan pemerintah, karena tidak suka dengan kelompok tertentu, atau karena ada kepentingan terselebung lainnya.

Sadar atau tidak, provokasi dan ujaran kebencian ini telah melahirkan bibit intoleransi baru di sekitar kita. Tanpa disadari banyak diantara kita saling memutuskan hubungan, hanya karena tersinggung dengan pernyataan teman. 

Banyak diantara kita memutuskan tali persaudaraan, hanya karena perbedaan pilihan politik. Dan yang lebih ekstrim, bisa saling berseteru, saling caci, bahkan saling bunuh, hanya karena perbedaan keyakinan.

Menjadi tugas kita bersama di era sekarang ini, untuk berdampingan dalam keberagaman. 

Bayangkan, jika diantara kita hidup satu rumah, tapi sesama adik dan kakak, bisa tidak bertegur sapa hanya karena perbedaan pandangan atau yang lainnya. 

Jika praktek semacam ini terjadi dan dilakukan oleh banyak orang di berbagai daerah, tentu potensi perpecahan akan sangat terbuka. Beruntung Indonesia punya nilai-nilai kearifan lokal, yang bisa merekatkan keberagaman tersebut.

Sayangnya, kelompok intoleran terus menyebarkan bibit intoleransi dengan berbagai cara dan kemasan. Seakan tidak ada liburnya, provokasi, hoaks dan ujaran kebencian tersebut terus menyebar dan bisa kita saksikan hingga saat ini. 

Nah, jika kita tidak membekali diri dengan literasi yang bagus, tentu akan dengan mudah terprovokasi dan menjadi korban.

Lalu, bagaimana kita meminimalisir pengaruh dari provokasi dan penyebaran bibit intoleransi? Tentu saja kita harus memperkuat pemahaman agama yang benar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline