Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

The Power of Young Man, Pemuda sebagai Garda Depan Perubahan

Diperbarui: 16 Mei 2021   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : www.lensajatim.id

Istilah populer yang acapkali kita dengar dan tidak asing lagi di telinga kita, yakni adalah :

 "Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Sesungguhnya di tanganmu-lah urusan bangsa dan dalam langkahmu tertanggung masa depan bangsa."

Pemuda sebagai agen perubahan, agen control, dan agen analisis, memiliki peran dalam struktur kehidupan sosial masyarakat. Ada banyak bentuk pergerakan pemuda sebagai agen perubahan yang memang selalu menjadi ujung tombak dala sebuah gerakan, seperti apa yang dikatakan oleh presiden pertama Indonesia "berikan saya sepuluh pemuda, niscaya akan ku guncang dunia".

Peran penting pemuda ini akan selalu menjadi sorotan dikalangan masyarakat, baik masyarakat tingkat paling bawah, menengah, sampai pada tingkat masyarakat dilevel yang paling atas sekalipun, apalagi akses informasi dan komunikasi yang begitu cepatnya, sehingga pesan yang hendak disampaikan oleh para pemuda ini begitu cepatnya.

Seperti yang dilakukan oleh para Pemuda yang tergabung dalam kelompok "Muda Abdi Sosial" yang di singkat MAS. Muda Abdi Sosial (MAS) ini di prakarsai oleh Akh. Toharudin, yang akrab di panggil MAS Toha, memiliki banyak program sosial dalam rangka aksi kemanusiaan khususnya di kabupaten Jember.

MAS Toha dan kawan-kawan yang memiliki kesamaan visi dan misi ini melakukan kegiatan sosial mulai sebelum ramadhan yang sudah berlalu, dimana aksi kemanusiaan yang dibangun secara nyata, dengan membagi-bagikan beras, baju, bagi kaum fakir, dhuafa, serta bagi masyarakat yang terdampak bencana.

Sumber video : KJTV Jember Official 

Disamping bagi-bagi takjil, Al Qur'an pada bulan ramadhan kemaren, MAS ini juga bagi-bagi masker dalam rangka memutus mata rantai penyebaran covid 19.

Dalam wawancaranya MAS Toha menyatakan bahwa, lebih baik mencegah, dari pada mengobati, karena virus itu tidak ada yang tahu, sehingga mengantisipasi jauh lebih baik, ketimbang mengobati setelah terpapar virus tersebut.

Jika mengutip istilah Pak Prabowo waktu Nyapres 2019 kemaren,"jika bukan kita siapa lagi, jika bukan sekarang, kapan lagi". Artinya jika bukan sekarang pengabdian kepada masyarakat kapan lagi, dan jika bukan para pemuda siapa lagi yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini.

Kegiatan positif yang salah satunya menggaungkan tagar #ngerengmaosalquran, sebagai salah satu upaya untuk memperingati, sekaligus mengajak kepada masyarakat, khususnya masyarakat muslim, untuk membaca dan mengamalkan Al Qur'an sebagai nilai dan petunjuk bagi ummat manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline