Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

"Balimau Jawi" dan Filosofi Tradisi Humanis untuk Hewan Kurban di Solok Selatan

Diperbarui: 13 Juli 2022   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seekor sapi yang sudah dilakukan "balimau jawi" (Foto: Akbar Pitopang)

Masih bolehkah saya menuliskan sebuah kisah tentang tradisi yang terjadi pada Idul Adha kemarin yang kami alami pada momen penyembelihan hewan qurban di daerah Solok Selatan, Sumatera Barat.

Secara jujur, baru pertama kali kami menyaksikan sebuah tradisi yang dilakukan jelang proses penyembelihan hewan qurban ini. Maka untuk itulah kami rasa perlu untuk berbagi kisah dan literasi budaya yang membuat negeri ini kaya pengalaman unik dan berharga bagi kita semua.

Masyarakat disana menyebutnya dengan "balimau jawi", sebuah tradisi memandikan sapi sebelum disembelih.

Balimau, sebagaimana yang kita ketahui merupakan sebuah tradisi masyarakat Minang dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Pada saat balimau, masyarakat akan mandi dengan air yang dicampur dengan limau (sejenis buah jeruk). Mandi balimau ini dilakukan semata-mata guna menyucikan diri.

Sedangkan jawi dalam bahasa Minangkabau artinya adalah sapi.

Jadi, balimau jawi dapat diartikan sebagai sebuah tradisi memandikan sapi dengan air limau yang dicampur dengan bahan-bahan lain.

Air limau yang dicampur dengan bahan lain seperti bunga-bungaan (Foto: Akbar Pitopang)

Selain limau, airnya dicampur juga dengan bunga rampai, bunga-bungaan, gambelu dan sebagainya.

Air yang akan digunakan untuk memandikan sapi ini disiapkan oleh orang-orang yang terlibat didalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline