Lihat ke Halaman Asli

Akbar Aridani Setiawan

MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA

Ketika Ujian Tak Selalu Datang di Waktu yang Kita Pilih

Diperbarui: 19 Oktober 2025   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kerkom Mahasiswa mengerjakan tugas UTS (Foto: Dokumentasi Pribadi)***

Ujian tak selalu datang pada waktu yang kita pilih, namun setiap ujian selalu membawa peluang untuk tumbuh.

DI KAMPUSKU, sistem Ujian Tengah Semester (UTS) biasanya berjalan dengan teratur. Satu hari hanya ada satu mata kuliah agar mahasiswa bisa fokus belajar dan tidak seluruhnya. Namun kali ini, semuanya terasa berbeda.

Di hari pertama UTS, seharusnya jadwalnya adalah mata kuliah Kalkulus. Tapi entah kenapa, dosennya tiba-tiba mengganti jadwal sesuka hati. Saya sempat bertanya-tanya, “Memangnya tidak mengganggu jadwal matkul lain?”

Memang sih, UTS-nya dilakukan secara online. Tapi tetap saja, perubahan mendadak seperti itu membuat suasana jadi tidak tenang, terlebih tatkala tumpukan tugas proyek lain juga sedang menunggu. Yang lebih mengejutkan, bukan hanya jadwalnya yang diubah, tetapi juga waktunya. Ya, UTS Kalkulus dilaksanakan malam hari!

Oh, ya, ketika dosen mengumumkan bahwa ujian akan dimulai malam dan dikumpulkan keesokan paginya, aku sempat teringat. “Ini serius?” Bukankah malam itu seharusnya waktu untuk istirahat, bukan waktu berpacu dengan rumus turunan dan grafik fungsi? Aku langsung membayangkan teman-teman yang mungkin ketiduran sebelum sempat membuka soal, wah... bisa panik setengah mati keesokan paginya.

Tapi mau gimana lagi? Dosen sudah mengatur begitu, dan kami harus mengikuti. Mungkin, pikirku, ada alasan tertentu di balik Sang Dosen mengambil keputusan itu - entah karena jadwal yang padat, atau sekadar menyesuaikan dengan kondisi dosen yang juga manusia.

Di Antara Bentrok Jadwal, Rasa Kantuk, dan Camilan Malam

Ternyata masalah belum berhenti di situ. Jadwal UTS Kalkulus malam hari justru bertabrakan dengan mata kuliah lain , yaitu Teknologi Transformasi Digital. Awalnya mata kuliah itu dijadwalkan sore, tapi karena alasan tertentu, dosennya juga mengundur ke malam hari.

Walhasil, perkuliahan siswa memang tak bisa ditebak -terkadang terasa seperti “hidup”, penuh kejutan kecil yang menuntut kita menyesuaikan diri tanpa banyak pilihan.

Akhirnya, karena tahu ujian Kalkulus akan berlangsung malam, aku mengajak beberapa teman untuk mengerjakan tugas bersama di kosanku. Biar suasananya lebih santai dan bisa saling membantu jika ada rumus yang lupa. Sekitar pukul delapan malam, mereka datang. Kami menyiapkan laptop, charger, dan tentu saja, camilan. Sebab kalau belajar malam tanpa makanan, dijamin cepat ngantuk.

Begitu ujian dimulai pukul 20.30, barulah kami sadar bahwa jumlah soalnya luar biasa banyak. Ada lima materi, masing-masing berisi sepuluh soal, jadi total lima puluh!

Aku spontan berkata, “Ini UTS apa tugas akhir, sih?” Untungnya, setelah membaca petunjuk pengerjaan soal lebih teliti, ternyata kami hanya perlu memilih lima soal dari setiap materi, sehingga total soal yang harus kami kerjakan dua puluh lima soal saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline