Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Agus Koto

TERVERIFIKASI

Entrepreneur

Industri 4.0, R&D Indonesia dan Presiden Baru

Diperbarui: 16 Februari 2019   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seminar Internasional Industri 4.0 (dokpri)

Apaan sih Industri 4.0? Apa hubungannya dengan R&D Indonesia. Trus, mengapa dikaitkan dengan Presiden Baru? Bahas, yuk.

Beberapa hari yang lalu, Achmad Zaky CEO Buka Lapak membuat cuitan via Twitter yang intinya mengkritisi relatif rendahnya anggaran Research and Development (R&D) yang dialokasikan oleh pemerintah untuk keperluan para ilmuwan peneliti Indonesia. Diakhiri dengan harapan semoga "presiden baru" menaikkan jumlah anggarannya.

Namun, sebagian netizen pendukung Jokowi yang baperan mempermasalahkan frase "presiden baru" itu. Mereka merasa bahwa Zaky melalui kedua kata itu menginginkan presiden yang sekarang diganti dengan presiden yang baru, Prabowo. Memvonisnya tidak tahu berterimakasih, karena mereka menganggap presiden saat ini sangat mendukung usahanya. Sebagai sanksi, merekapun meramaikan hashtag #UnistallBukaLapak.

Sikon politik nasional memang lagi hangat-hangatnya menjelang semakin dekatnya Hari H Pilpres 2019 ya. Sebaliknya, para pendukung Prabowo mengamini kritikan Zaky dan meramaikan #DukungBukaLapak yang diikuti dengan #UnisntallJokowi dan #ShutdownJokowi yang malah mendunia.

Saking viralnya, presidenpun mengundangnya ke Istana Merdeka hari ini dan akhirnya Zakypun meminta maaf secara resmi atas kekhilafannya.

Latarbelakangnya begitu.

Sejauh ini teknologi industri dunia dibagi atas empat fase. Fase Industri 1.0 yang diinisiasi mekanisasi proses produksi barang-barang kebutuhan atau keperluan manusia sehari-hari. Misalnya mesin tenun pakaian (1784). Fase 2.0, fase "Mass Production", proses industri semakin kompleks dengan tata produksi yang mulai terorganisir dengan rapi. Misalnya industri pemotongan hewan di Cincinnati (1870). Fase 3.0, ditandai dengan pengaplikasian Programmable Logic Controller (PLC) Modicon 084 (1969) dalam perindustrian.

Dan saat ini kita sedang berada di gerbang fase Industri 4.0 (Cyber-physical systems). Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Advanced Robotics, Augmented Reality dan 3D Printing adalah penompang-penopang utamanya.

Pekerjaan saya di bidang R&D dan kebetulan tanggal 24 Juli tahun lalu, saya menghadiri langsung seminar tentang Industri 4.0 yang diisi oleh pakar-pakar industri dunia. Acara tersebut diselenggarakan oleh Kemenperin RI dengan tema "Building Innovation Ecosystem For Making Indonesia 4.0". Intinya, Industri 4.0. adalah fase dimana efektivitas dan efisiensi proses-proses industri memasuki babak percepatan yang sangat signifikan, meloncat jauh ke depan dibandingkan dengan fase-fase sebelumnya berkat kemajuan dan perkembangan teknologi informasi digital terbaru.

Faktor apa yang paling menentukan berubahnya satu fase ke fase yang lain? Research and Development (R&D)!

R&D adalah ranah yang melahirkan proses-proses atau teknik-teknik produksi, inovasi-inovasi dan produk-produk baru. Ranah yang membutuhkan dana yang relatif sangat besar. Ranah yang sangat menentukan cepat lambatnya kemajuan dan perkembangan suatu negara. Jika data-data terkait ditelaah, besarnya anggaran yang dianggarkan oleh suatu negara untuk R&D, cenderung berbanding lurus dengan kemajuan dan perkembangan negara tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline