Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Agus Koto

TERVERIFIKASI

Entrepreneur

"Menyesal" [Al Hikam #48 Ibnu Atha’illah]

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Diantara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas kesempatan beramal yang telah engkau lewatkan, dan tidak adanya penyesalan atas pelanggaran yang telah engkau lakukan"


Rasa sedih dan sesal menunjukkan kepedulian, memperlihatkan adanya rasa tanggung jawab terhadap kesalahan yang telah dilakukan atau kesempatan baik yang dilewatkan.

Rasa sedih dan sesal menyiratkan adanya keinginan untuk tidak lagi melakukan kesalahan tersebut dan keinginan untuk memperbaikinya.

Rasa sedih dan sesal menyiratkan adanya semangat untuk tidak lagi menyia-nyiakan suatu kesempatan baik.

Ketiadaan rasa sedih dan sesal menandakan kematian hati.

Matinya hati adalah suatu keadaan yang sangat menyedihkan.

Matinya hati akan menghalanginya dari nasihat, petunjuk atau hidayah.

Matinya hati akan menenggelamkannya dalam kesesatan.

Hanya kepadaMu ya Allah kami berlindung dan bergantung...

Biografi Ibn ‘Atha’illah

“Tempat Bergantung” [Al Hikam #1 Ibnu Atha’illah]





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline