Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Inilah Alasan Saya Kenapa Pilih Jokowi-Ma'ruf

Diperbarui: 20 Februari 2019   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : edit by Ajinatha

Memilih Presiden dan Wakil Presiden tidak seperti memilih minyak gosok untuk bayi, memilih minyak Telon saja tidak boleh coba-coba, apa lagi memilih pemimpin sebagai kepala negara.

Bukanlah penampilan fisik yang menjadi tolok ukurnya, karena buat apa kalau cuma penampilan fisiknya ok, tapi tidak memiliki kapasitas dalam memimpin sebuah negara. Penampilan fisik hanyalah pesona sebatas penglihatan, terkadang hanya seperti fatamorgana.

Inilah yang menyebabkan kenapa Saya harus pilih Jokowi-Ma'ruf, 

  1. Keduanya merupakan representasi pemimpin ummat Islam, yang keislamannya sudah teruji dan bisa dijadikan Teladan.
  2. Keduanya sudah selesai dengan dirinya sendiri, sehingga bisa fokus dalam mengurus kepentingan bangsa dan negara.
  3. Keduanya tidak memiliki Masa lalu yang cacat dimata masyarakat, sehingga dalam menjalankan tugasnya, tidak terbebani oleh persoalan Masa lalunya.
  4. Keduanya memiliki rekam jejak prestasi Yang mumpuni, yang sudah bisa dibuktikan dan dinikmati hasilnya.
  5. Keduanya adalah putra asli Indonesia, dan bukanlah produk keturunan warga negara lain.

Presiden dan wakil Presiden, merupakan panutan bangsa, yang sikap dan Prilakunya haruslah bisa menjadi teladan bangsa, dan yang terpenting, memiliki integritas Dan kejujuran sebagai seorang pemimpin.

Saya tidak pernah silau dengan penampilan seorang Calon pemimpin, bagi saya performanya dalam bekerja lebih Penting daripada performa fisiknya, karena sudah banyak contoh di Republik ini, performa hanyalah kemasan, yang tidak sama sekali menjamin integritasnya.

Yang terpenting lagi dari Seorang Calon Presiden adalah, ketaatannya kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Dengan takutnya dia kepada Tuhan, maka akan semakin takut dia untuk tidak konsisten terhadap komitmennya kepada masyarakat.

Pemimpin yang tidak memiliki ketaatan terhadap Agama, tidak akan memiliki kekayaan spiritualitas, tidak memiliki kekayaan spiritualitas, maka akan mudah emosional, dan tidak akan siap menghadapi berbagai ujian sebagai kepala negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline