Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

Peduli Sampah Isi Staples

Diperbarui: 1 Desember 2019   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: doc.harkopo lie

Sebagian besar dari kita mungkin tidak terlalu memikirkan sampah isi staples saat menggunakan staples. Tapi tidak bagi Harkopo Lie, yang merupakan seorang pengusaha, pemilik Museum Bioskop Jambi, dan Sekolah Stella Maris di Jambi, pengusaha Furniture dan toko Cat dikawasan Parung dan Ciputat.

Sampah isi staples itu dia kumpulkan sejak bertahun-tahun lalu, sehingga dimanapun unit usahanya selalu karyawannya diwanti-wanti agar jangan dibuang sembarangan, tapi disimpan dalam botol air mineral.

Foto: doc. Harkopo Lie

Alasan dia mengumpulkan sampah isi staples, dia tidak ingin ketika isi staples itu dibuang sembarangan akan berefek buruk bagi mahluk hidup lainnya. Seperti halnya sampah plastik, yang sudah membunuh banyak satwa akibat dari memakan sampah plastik.

Atau bisa saja akibat sampah isi staples tersebut bisa melukai orang lain. Maka dari itu, disetiap unit usahanya diwanti-wanti agar tidak membuang sampah isi staples. Dengan begitu, disetiap unit usahanya begitu banyak botol-botol yang berisi sampah isi staples.

Foto: doc. Harkopo Lie

Harkopo berpikir, suatu saat sampah isi staples yang begitu banyak pasti ada manfaatnya. Dari peristiwa ini ada satu amal yang sangat sederhana, yakni menjaga perbuatan agar tidak mencelakai mahluk lainnya. Sama seperti amal membuang atau membersihkan pecahan kaca atau paku dijalan.

Kadang itu yang tidak kita pikirkan, mengerjakan amal yang sederhana dimata orang lain, tapi dimata Tuhan, hal itu dianggap sebagai perbuatan yang mulia. Sibuk mengejar amal yang besar, lupa pada amal yang kecil dan sederhana, namun sangat disukai Tuhan.

Banyak hal-hal yang positif dari sahabat saya Harkopo Lie, banyak falsafah hidup yang menarik, yang saya perlu belajar banyak darinya.

Sangat wajar kalau dia sukses sebagai manusia, karena memang pola pikirnya yang berbeda dari orang-orang kebanyakan. Padahal dia hanya seorang lulusan Sekolah Dasar (SD).

Hidupnya tidak hanya berpikir tentang kepentingannya pribadi, tapi juga memikirkan kehidupan orang lain. Harkopo menganggap Almarhum Ciputra sebagai mentor bisinisnya.

Foto: doc. Harkopo Lie

Bisa jadi bukan cuma mentor bisnis, tapi juga mentor dalam menjalankan kehidupan. Karena pak Ci sendiri adalah orang yang tidak hanya berpikir tentang kepentingan pribadi, tapi juga berpikir pada kepentingan orang banyak.

Tidak salah kalau dikatakan, "Sebaik-baik ya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak". Fitrah manusia memang berbuat kebaikan, khususnya kebaikan bagi orang banyak. Ini amalan yang sederhana, namun tidak semua orang bisa melakukannya dalam kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline