Lihat ke Halaman Asli

Aisyah Supernova

man purposes God disposes - ssu

Nyasar, Popalo dan Kekuatan Doa

Diperbarui: 26 Januari 2019   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aisyah Supernova

Pagi ini aku mendapatkan tugas tambahan untuk menginterview hanya satu orang lagi di Desa Langge. Jujur saja, sebenarnya aku merasa agak berat karena sendirian. Namun alhamdulillah kami bersama-sama naik mobil dan aku di drop di salah satu rumah responden. Mereka bilang akan menungguku, dan aku pun masuk ke rumah itu.

Respondenku kali ini bernama sebut saja Pak Yunus, yang mana beliau bekerja sebagai nelayan dan juga driver bentor, alias becak motor. Rumah bilik pink nya yang sederhana terlihat bersih, dan rumah bapak inilah yang paling sering aku tumpangi untuk ke toilet. Hehe.

Alhamdulillah, selesai dari sana aku menanyakan ke warga apakah ada yang melihat mobil hitam, mobil yang kami gunakan. Katanya di sebelah ada di jalan atas, namun setelah menyisiri jalan aku tidak menemukan apa-apa. Aku pun mampir ke warung di pertigaan terdekat dan menanyakannya. Juga tidak ada yang melihat. Matahari begitu terik, aku juga sudah cukup lama menunggu.

Hapeku rusak terkena air laut, mati total. Mereka juga tidak terlihat sama sekali. Baiklah kuputuskan untuk pergi menyusul mereka yang kuduga sedang ke Popalo, desa tujuan kami selanjutnya. Mungkin mereka mendrop sebagian temanku dan baru aku dijemput lagi pikirku. 

Kemudian aku naik bentor menuju Desa Popalo. Jujur, aku merasa sedih. Aku benar-benar berada di kondisi lapar, baru selesai tugas namun teman-teman yang janji menungguku tidak ada. Aku bingung. Tidak ada hape juga yang bisa kugunakan untuk menghubungi mereka dan tidak pula nomer mereka kusimpan di secarik kertas. Sepanjang perjalanan, mataku awas mencari tanda-tanda mobil yang kami gunakan. Namun nihil.

Sepanjang perjalanan menaiki bentor, setengah hatiku cemas dan setengahnya lagi terhibur dengan adanya pemandangan yang enak dipandang. Bentornya juga cukup nyaman. Sesampainya di kantor desa Popalo, tidak juga kulihat tanda kehadiran teman-temanku. Ini hari Ahad. Kantor sepi dan tutup. 

Akhirnya aku berjalan ke arah komplek TNI yang berada di sisi kiri jalan. Aku dipanggil oleh salah seorang TNI yang menjaga di pos, dan aku mengenalkan diri. Aku bilang bahwa aku terpisah dari teman-temanku dan kusebutkan ciri-ciri mereka dan mobilnya. Aku bertanya adakah masjid, dan ia berbaik hati mengantarku. 

Perasaanku campur aduk, namun aku mencoba ikhlas. Pasti tidak ada ketentuan Alloh SWT yang salah. Hanya saja aku belum paham apa hikmah dari semua ini.

Aku shalat dan beristirahat di masjid. Aku tidak memegang kunci rumah, temanku yang pegang. Aku berpikir jika aku pulang saat ini, untuk apa aku panas-panasan menunggu di luar rumah. Lebih baik di sini, di masjid. walau tidak dingin, tapi jauh lebih sejuk dibanding di luar rumah. 

Aku juga menemukan ada kitab tafsir Qur'an yang sepertinya menarik untuk dibaca. Aku sudah ikhlas, jika hari ini targetku tertinggal dari teman-temanku. Aku hanya berdoa, kalau Ia izinkan semoga aku bisa bertemu dengan teman-temanku.

Akupun tertidur..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline