Lihat ke Halaman Asli

Aisyah Amira Wakang

Mahasiswi Universitas Airlangga

Parade Oud Soerabaia sebagai Benteng Pengingat Sejarah Arek-arek Suroboyo

Diperbarui: 13 September 2022   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi/aisyah amira w

Anak muda tak boleh melupakan sejarah. Hal ini tentu menjadi keprihatinan golongan veteran, khususnya warga Surabaya yang menjunjung tinggi gelar nama Kota Pahlawan.

Oleh karena itu, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) berkolaborasi dengan Komunitas Begandring Soerabaia, Komunitas Roode Brug Soerabaia, Komunitas Fotografi Surabaya, dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) mengadakan suatu Parade Oud Soerabaja pada 3-19 September 2022.

Acara yang mempersembahkan pameran foto Surabaya tempo dulu dan ragam kesenian di Balai Pemuda maupun Jl. Tunjungan ini menarik hati para pengunjung.

Dalam pameran ini, pengunjung dibuat manja oleh ragam 100 foto yang berukuran besar yakni, 60 cm x 50 cm. Dengan begitu mereka dapat secara detail melihat kondisi kota Surabaya tempo dulu. Karya foto tersebut umumnya dikumpulkan melalui koleksi KITLV dan sumber lainnya.

Selain foto dokumen, pameran ini juga menyajikan foto dari hasil jepretan fotografer yang mengikuti ajang program “Foto Walk” pada Sabtu (27/8/2022) lalu. Objek-objek heritage di Kawasan kota lama yang terbingkai diantara foto-foto dokumen, seakan memberikan kesan lintas waktu yang mendalam.

Melalui foto tersebut, pengunjung seolah ditarik masuk dalam bingkai, untuk merasakan nuansa kota Surabaya kala itu. Seperti pengalaman Takarobredo, siswa dari SMAN 5 Surabaya yang juga sepakat bahwa anak muda tidak boleh melupakan sejarah. Ia beserta keluarganya secara kebetulan mengunjungi pameran tersebut dan tertarik untuk melihat foto-foto sejarah.

“Gambar-gambar sejarah ini memberikan saya sebuah pengetahuan. Menurut saya, itu sangat bermakna karena dapat mengenang perjuangan dari rakyat Indonesia, juga sejarah-sejarah tentang Surabaya di masa lalu, bagaimana cara orang itu hidup, dan bagaimana suasananya (dahulu),”

Selain pameran foto, parade ini juga menampilkan 10 peta Surabaya dari tahun 1677 hingga 1940-an. Pengunjung yang merasa sulit membaca peta tak perlu cemas, sebab peta tersebut berisi keterangan yang mudah dipahami. Seperti nama jalan, gedung, hingga fasilitas publik lainnya.

Sejumlah produk dari lintas masa juga dipajang secara epik di pameran. Misalnya transportasi sepeda, vespa, jasa kereta api, kapal api, ornament lampu, tembakau, minyak goreng, kamera model tua, dll.

“Pameran ini benteng kita, benteng untuk mempertahankan ingatan publik bahwa kita pernah seperti ini, cek gak lali (red. biar tidak lupa),” ujar Nanang Purwono selaku Koordinator Komunitas Begandring Soerabaia pada Jumat (02/9/2022).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline