Lihat ke Halaman Asli

Back to Nature: Pesona Daun Pisang yang Eco-Friendly

Diperbarui: 17 Oktober 2021   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.freepik.com/photos/background Background photo created by jcomp - www.freepik.com

Pisang merupakan tumbuhan yang tak asing lagi bagi warga Indonesia. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan daerah tropis, yang mana keseluruhan daerah Indonesia termasuk daerah tropis sehingga tumbuhan ini dapat dengan mudah ditemukan.

 Setidaknya, pada tahun 2020, Indonesia berhasil memproduksi pisang sebanyak 8.182.756 ton, angka ini meningkat sebesar 12,4 persen dari tahun 2019. Selain buahnya, bagian lain dari tumbuhan pisang juga memiliki banyak manfaat, namun sayangnya seringkali bagian-bagian ini termasuk bernilai murah di dalam negeri.

Pada tahun 2020, unggahan seorang warganet mengenai harga daun pisang sempat viral di laman twitter. 

Dalam unggahan tersebut menunjukan bahwa di Jepang, daun pisang pisang dijual pada harga 1980 yen per lembar, bahkan hingga mencapai 5300 yen untuk paket berisi 5 lembar daun pisang. Sedangkan di Indonesia sendiri, harga daun pisang sangatlah murah bahkan kadang kala masyarakat bisa mendapakannya tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Akan tetapi, pada tahun 2021, tidak terdengar lagi gaungnya tentang ekspor daun pisang ini. 

Padahal, beberapa tahun terakhir ajakan untuk mengurangi sampai plastik dan pembungkus sulit diuraikan lainnya mulai popular, apalagi di negara-negara barat. Mengikuti arus ini, harusnya Indonesia bisa lebih serius untuk mengambil kesempatan dengan memasarkan daun pisang. 

Daun pisang segar (yang masih berwarna hijau) dapat digunakan sebagai pembungkus ramah lingkungan, kemudian apabila sudah selesai digunakan sebagai pembungkus, selanjutnya daun pisang ini dapat digunakan lagi sebagai salah satu bahan untuk kompos.

Selain daun pisang segar, daun pisang kering atau yang kerap kali disebut sebagai klaras, juga memiliki segudang manfaat lainnya. Contohnya adalah klaras ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan tinta spidol yang lebih ramah lingkungan dan juga memiliki potensi sebagai media tanam jamur merang.

Aisha Iola Larasati, Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Lambung Mangkurat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline