Lihat ke Halaman Asli

MUH AINUNNAJA

Mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Cek Harga Pangan yang Survive setelah 1 Tahun Pandemi

Diperbarui: 29 Desember 2022   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Zuhrotun, salah satu pedagang beras di Pasar Tahunan Jepara. ( Diah Ayu Nur Laila/FOKUS )

TAHUNAN, FOKUS - Cek harga pangan di Pasar, Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Unisnu Jepara lakukan sidak secara langsung pada pedagang yang survive di era pandemi dan pasca pandemi. Di antaranya Pedagang sembako, pedagang sayur, dan pedagang bahan pangan lainnya. Sidak ini di lakukan pada Minggu, (18/12/2022) di Pasar Tahunan Jepara.

Salma, salah satu Mahasiswa Prodi KPI Unisnu Jepara mengatakan bahwa sidak ini bertujuan untuk membanding harga dan penjualan di saat era pandemi dan pasca pandemi berlalu.

"Setelah satu tahun pandemi berlalu, justru beberapa pedagang merasakan penurunan penjualan dan kenaikan harga. Sebab Ketika pandemi Harga pangan dan penjualan tetap setabil, pasar yang di tutup untuk umum yang sesuai dengan program tetap stay di rumah, malah membuat masyarakat berbondong bondong untuk menstok bahan pangan yang lebih banyak untuk beberapa minggu ke depan. Hal ini membuat beberapa pedagang mengeluh dan khawatir, apalagi dengan adanya kenaikan BBM yang membuat harga pangan naik." Ujarnya.

Sementara itu salah seorang pedagang beras Zuhrotun, Mengatakan penjualan di saat pandemi dua tahun lalu cukup stabil, setiap harinya ia bisa menjual satu sampai satu setengah  karung Perharinya. Dan ketika setelah pandemi ia hanya bisa menjual setengah sampai satu karung perharinya. Dengan harga yang semula Rp.9.000 sampai Rp.10.000 , sekarang menjadi Rp.10.500  sampai Rp.13.500 .

"Ya, Saat pandemi penjualan saya cukup stabil harga juga tidak ada kenaikan. Justru sekarang harga naik mungkin karna harga solar naik dan itu berpengaruh dengan harga jual." Ujarnya.

Ia menambahkan, meski harga beras naik masyarakat menganggap harga masih wajar dan tidak banyak yang komplain dengan selisih harga saat pandemi dan setelah pandemi ini.

"Namanya juga dagang, kadang sepi kadang ramai, tidak menentu. Kadang ada yang komplain ada juga yang mewajarkan. Tapi gimana lagi namanya juga kebutuhan pokok." Imbuhya .

Sedangkan Sukaini salah satu pembeli di Pasar mengatakan bahwa saat pandemi justru membuat kecemburuan dengan adanya bantuan Subsidi dari pemerintah yang tidak merata. Hal ini membuat beberapa pembeli hanya memilih pasrah dan tetap membeli dengan harga yang ada.

"Ya gimana lagi mau tidak mau harus tetap beli kebutuhan dapur. meski harga naik, BBM naik, ya tetap harus di beli, sebab itu kebutuhan. Tapi kadang kita cemburu waktu pandemi dulu, seperti saya yang tidak dapat subsidi bantuan dari pemerintah pasti tetap merasa seperti saat pandemi, kalau yang dapat bantuan pasti enak-enak saja." Ujarnya.

Kegiatan sidak adalah sebuah upaya untuk mengetahui keadaan di lapangan, seperti harga pangan di Pasar Tahunan dari masa pandemi hingga sekarang terhitung cukup stabil. meski penjualan setelah pandmi cenderung menurun, namun hal itu masih terhitung cukup stabil dan wajar bagi para pedagang di Pasar Tahunan. (Vik, Naj, Dia, Sal)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline