Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

PHK Microsoft Akibat AI, Sebuah Taktik Bisnis atau Ancaman Nyata?

Diperbarui: 28 Agustus 2025   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi karyawan yang terkena PHK. (Freepik/gntfreepik via Kompas.com)

Beberapa bulan terakhir, Microsoft menggelar PHK besar-besaran. Jumlahnya ribuan.

Bukan sekadar heboh di berita, gelombang ini juga memantik kecemasan tentang peran kecerdasan buatan yang dikhawatirkan makin menggusur pekerjaan manusia.

Banyak orang buru-buru menunjuk AI sebagai penyebab utama. Nyatanya, ceritanya lebih rumit.

Ini bukan aksi efisiensi biasa. Ini bagian dari langkah strategi yang lebih luas. Pemicunya ganda: investasi AI yang sangat agresif dan tekanan finansial di divisi cloud.

Pada Mei dan Juli 2025, Microsoft melepas sekitar 15.000 karyawan. Kabar awalnya muncul di Seattle Times dan Reuters, lalu menyebar ke seluruh dunia.

Yang membuatnya terasa ganjil, keputusan ini diambil saat keuangan perusahaan justru prima.

Pendapatan kuartal pertama 2025 sekitar $70 miliar, dengan laba bersih hampir $26 miliar (Business Money).

Artinya, PHK ini bukan reaksi panik terhadap krisis, melainkan langkah yang memang direncanakan.

Ada dua pendorong utama restrukturisasi. Pertama, investasi AI yang masif.

Satya Nadella menyebut AI kini menulis 20 sampai 30 persen kode di berbagai produk Microsoft. Kevin Scott memperkirakan porsi itu bisa menanjak hingga 95 persen pada 2030 (The Register).

Kedua, margin operasional Azure yang menyusut. Pendapatan Azure masih naik, tetapi marginnya turun dari 72 persen menjadi 69 persen karena biaya ekspansi yang membengkak (SiliconANGLE).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline