Debat cara mengkritik pejabat sering muncul. Itu terjadi di ruang diskusi kita. Ada suara yang merindukan etika kesopanan. Etika itu sangat kental dalam komunikasi.
Mereka teringat pada suatu masa lalu. Saat itu rasa hormat sangat tinggi. Hormat pada pemimpin adalah bagian budaya.
Lalu tumbuh gagasan yang lebih modern. Gagasan ini fundamental dalam negara demokrasi.
Pejabat publik adalah pelayan masyarakat. Posisi mereka ada karena mandat rakyat. Mereka juga digaji oleh uang rakyat.
Pandangan pertama mengutamakan harmoni dan kesopanan. Itu berakar dari keinginan akan ketertiban.
Mereka yang mendukung pendekatan ini. Tidak bisa dicap kelompok anti-demokrasi.
Keresahan mereka mungkin lebih didasari. Dasarnya adalah oleh rasa kecemasan. Mereka cemas melihat demonstrasi yang memanas.
Mereka juga cemas mendengar kritik sangat keras. Bagi mereka, harmoni komunal itu utama.
Kritik tajam bisa merusak tatanan sosial. Ketakutan ini sering kali lebih dalam.
Ini bagi generasi yang pernah sulit. Mereka mengalami ketidakstabilan politik. Bagi mereka stabilitas negara sangat berharga. Lebih berharga dari kebebasan tanpa etika.
Lalu ada pandangan kedua yang fundamental. Pandangan ini jadi fondasi demokrasi modern.