Dalam banyak kesempatan, sering terjadi diskusi menarik tentang strategi bisnis saat ini, salah satu topik yang sering dibahas adalah bagaimana dunia bisnis menerima dampak dari kehadiran Artificial Intelligence (AI) sehingga berpengaruh pada strategi, sebagian kalangan menilai bahkan menyatakan bahwa "Di era AI ini, kita tidak butuh strategi jangka panjang lagi. Data sudah bisa berbicara, tinggal kita ikuti saja."
Pernyataan itu langsung mengundang perdebatan. Beberapa orang mengangguk setuju, sementara yang lain tampak ragu. Saya sendiri cukup tertegun dan garuk-garuk kepala sambil berkata dalam hati. Apakah benar manajemen strategis sudah tidak lagi relevan di era digital dan kecerdasan buatan? Jika strategi sudah bisa dibuat oleh algoritma, lalu apa gunanya pemimpin bisnis dan perencana strategi?
Pertanyaan ini menggelitik, dan jika Anda juga penasaran, mari kita bahas bersama.
Strategi Bisnis Dulu dan Sekarang
Mari kita kembali ke pemahaman dasar. Strategic management atau manajemen strategis adalah seni dan ilmu dalam merancang visi, misi, dan tujuan bisnis jangka panjang. Ia membantu perusahaan menentukan keunggulan kompetitif, mengalokasikan sumber daya dengan efisien, dan bertahan dalam persaingan pasar.
Di era sebelum digitalisasi, strategi bisnis sering kali berbasis intuisi dan pengalaman. Pemimpin perusahaan mengambil keputusan berdasarkan tren yang mereka amati di lapangan, laporan keuangan, serta analisis sederhana dari pesaing. Tetapi kemudian, datanglah AI dan big data yang membuat segalanya lebih cepat dan presisi.
Hari ini, perusahaan dapat mengetahui tren pasar hanya dalam hitungan detik. Algoritma AI dapat memprediksi pola konsumsi, menyesuaikan harga secara real-time, dan bahkan merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.
Jadi, apakah ini berarti manajemen strategis sudah mati? Belum tentu.
AI Mempermudah, Tapi Tidak Menggantikan
AI memang sangat membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan machine learning, perusahaan bisa menganalisis data dalam jumlah besar, mengidentifikasi tren pasar, dan bahkan memprediksi pergerakan kompetitor. Beberapa contoh penggunaannya:
Retail & E-commerce: AI menganalisis kebiasaan belanja pelanggan untuk memberikan rekomendasi produk yang lebih relevan.
Keuangan & Perbankan: Algoritma dapat mendeteksi risiko kredit dan kemungkinan kecurangan dalam transaksi keuangan.
Pemasaran: AI mengoptimalkan kampanye iklan berdasarkan perilaku pelanggan.