Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Haiqel

𝓼𝓮𝓭𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓲𝓭𝓾𝓻

Apa Kabar Stafsus Milenial Jokowi?

Diperbarui: 25 Februari 2021   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Kompas.com

Sudah lebih dari satu tahun, atau tepatnya pada 21 November 2019 lalu, Presiden Jokowi membuat sebagian masyarakat terpana karena keputusannya menunjuk tujuh staf khusus dari kalangan milenial. Para milenial yang ditunjuk Presiden Jokowi pun bukan dari sembarang orang, mereka berasal dari aktivis hingga CEO perusahaan besar.

Adapun ketujuh orang tersebut adalah Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Andi Taufan Garuda Putra, dan Aminudin Ma'ruf.

Dari ketujuh nama tersebut, terselip beberapa tokoh milenial yang cukup populer. Sebut saja Putri Indah Tanjung, putri pengusaha Chairul Tanjung yang telah aktif bergelut di bidang kewirausahaan berkonsep anak muda sejak usia 15 tahun.

Selain itu, ada juga Adamas Belva Syah Devara, CEO perusahaan pembelajaran daring RuangGuru, yang juga pernah dianugerahi salah satu pengusaha milenial berusia di bawah 30 tahun yang paling berpengaruh di Asia oleh Majalah Forbes. Ia kini telah mengundurkan diri.

Pun lima staf khusus milenial lainnya yang mempunyai sederet penghargaan dan sepak terjang yang tak kalah hebat.

Keputusan Presiden Jokowi untuk menarik anak muda ke ring-1 istana ini digadang-gadang menjadi terobosan untuk membantu memajukan negara dengan cara-cara yang out of the box. Menjadi teman diskusi, ujar Jokowi, ia memercayakan berbagai bidang pada ketujuh anak muda tersebut.

Mulai dari pendidikan, kewirausahaan kreatif, sosial, disabilitas, hingga teknologi dan kebhinekaan dipikul mereka semua. Namun keputusan presiden ini tak sedikit menuai kontroversi. Mulai dari tupoksi mereka yang tak jelas, hingga ihwal gaji puluhan juta perbulannya yang menyita perhatian publik.

Refly Harun, pakar hukum tata negara yang sudah cukup dikenal masyarakat, juga ikut mengomentari keputusan presiden atas ditunjuknya tujuh staf khusus milenial tersebut. Ia mengatakan, tak penting dari kaum mana pun yang presiden tunjuk, baik tua maupun muda. Tetapi, bagaimana cara mengelola birokrasi di istana tanpa kekeliruan dan tumpang tindih.

Ia juga menambahkan, bahwa staf khusus wakil presiden atau yang dikenal sebagai staf khusus kolonial (karena berisi tokoh kaum tua) adalah sebuah kekeliruan. Bahwa presiden dan wakil presiden adalah satu gerbong, yang tak seharusnya masing-masing memiliki staf khusus.

Namun terlepas dari segala kontroversi, realitas kinerja staf khusus milenial juga dipertanyakan. Apa saja yang telah dikerjakan oleh kelima anak muda tersebut selama lebih dari setahun ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline