Lihat ke Halaman Asli

ARAYRI

TERVERIFIKASI

Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Warisan Yang Berharga

Diperbarui: 9 Oktober 2025   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Biasanya orang semangat bicara warisan. Apalagi kalau warisannya tanah, rumah, atau mobil. Masing masing ahli waris sudah hitung hitung bagiannya.

Ya, karena Islam membuat aturan yang jelas atas warisan. Jadi ada jatah, tidak sembarangan bebas semaunya. Tapi, walau begitu, orang tetap senang, "ga papalah setengah, atau sepertiga atau bahkan seperdelapan, yang penting dapat".

Namun, ketika ada warisan yang diberikan ga pakai jatah jatahan, ga pakai aturan, atau bisa diambil 100%, malah bisa ga semangat atau malas. Hah, masa sih?

Perhatikan hadits berikut

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barang siapa yang telah mengambil ilmu yang banyak, ia telah mengambil bagian yang banyak."

Dalam hadits di atas, Nabi mewariskan ilmu, dan terserah kita mau ambil berapa, semuanya juga boleh. Malah, makin banyak makin baik.

Namun, apakah kita ambil semuanya? Apakah cuma setengahnya? Ataukah cuma sedikit atau bahkan selewat selewat kuping aja? Wallahu 'alam

Demikian

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline