Lihat ke Halaman Asli

[Fikber 2] Jeritan Sukma

Diperbarui: 1 Desember 2015   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbok Minah meronta-ronta. Napasnya terasa amat sesak, sebelum akhirnya jatuh pingsan.

Bersamaan dengan rubuhnya Mbok Minah, bergulung-gulung rambut menyerbu tubuhnya dengan amat ganas. Menusuk nyaris setiap pori yang ada hingga membuatnya tersadar dari pingsan dan menggelinjang kesana-kemari.

Walaupun berniat membalas dendam, tak urung Sukma menjerit ngeri melihat pemandangan di hadapannya.

Tubuh Mbok Minah mengeluarkan letupan-letupan kecil, sebelum akhirnya meleleh menjadi gumpalan lendir yang menguarkan bau busuk yang amat keras.

“Apakah semuanya telah selesai, Bu?” Sukma menoleh ke arah ibunya.

Ibunya menggeleng, membuat Sukma binggung sebab masih adakah selain Mbok Minah yang berniat jahat kepada dirinya?

“Coba perhatikan lagi, Ndhuk,”

Sukma berpaling kembali ke arah Mbok Minah. Atau lebih tepatnya: Sisa-sisa Mbok Minah. Namun ia menjadi amat terperanjat ketika –tahu-tahu- gumpalan lender itu bergerak-gerak.

Pluk!

Dari gumpalan lendir tersebut meloncat sebuah jari telunjuk, yang disusul dengan jejari lainnya, yang kemudian berjingkat-jingkat berbarengan menuju dirinya, membuat Sukma mundur ke arah sang ibu.

“Ba-bagaimana ini, Bu? Apa yang harus saya lakukan?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline