Lihat ke Halaman Asli

Limbah Plastik Racun Bumi Kita

Diperbarui: 31 Oktober 2020   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Limbah plastik sudah menjadi salah satu kasus limbah yang hingga sampai saat ini memerlukan penindakan lebih, karena disebabkan sifatnya yang membutuhkan waktu lama serta susah untuk didaur ulang.

Bermacam aksi oleh pemerintah sudah dicoba untuk mengurangi jumlah limbah plastik semacam pengurangan kandungan plastik dalam sesuatu produk, kantong plastik belanja yang berbayar, pemakaian plastik yang lebih ramah area serta lain sebagainya.

Pengurangan pemakaian plastik pada kehidupan tiap hari pula sudah dicoba, tetapi jumlah limbah plastik masih terbilang lumayan banyak, tidak terkecuali di Kota Malang. Dari informasi DKP Kota Malang, mengatakan kalau di Kota Malang limbah plastik jadi penyumbang limbah paling banyak kedua sehabis limbah organik.

Tidak hanya itu, limbah plastik pula memunculkan kasus lain terhadap suatu wilayah, semacam pencemaran air serta tanah akibat dari isi plastik tersebut, serta pencemaran hawa yang disebabkan pembakaran plastik yang pula bisa meningkatkan Global Warming.

Perihal tersebut pula berakibat pada kesehatan, semacam timbulnya penyakit kulit, peradangan respirasi serta permasalahan pencernaan akibat area yang telah tercemar oleh limbah plastik. Jangka panjang berikutnya, bisa menimbulkan kanker serta penyakit kronis yang lain.

Di sisi lain kedatangan MEA di Indonesia semenjak Desember 2015 sudah membuka babak baru dalam bidang perekonomian antar Negeri ASEAN, tercantum Indonesia. MEA mempraktikkan sistem pasar leluasa dimana ada kemudahan dalam arus perdagangan di Negeri ASEAN.

MEA bertujuan buat tingkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan diharapkan sanggup menanggulangi permasalahan– permasalahan di bidang ekonomi antar Negeri ASEAN.

Dengan demikian produk lokal Indonesia mempunyai kesempatan buat bersaing dalam pasar yang lebih luas pada pasar ASEAN. Begitu pula sebaliknya, produk ASEAN pula mempunyai kemampuan buat bersaing didalamnya. Memandang keadaan tersebut, produk lokal Indonesia wajib diinovasi supaya bisa bersaing di kancah Internasional.

Lewat bermacam kasus tersebut, penulis berinisiatif untuk membuat suatu produk lokal berbahan limbah plastik buat tingkatkan mutu produk lokal, spesialnya di Kota Malang supaya bisa bersaing di pasar Internasional lewat program MEA.

Produk tersebut berbentuk Casing Hp yang diiringi ukiran mencuat Topeng Malangan. Pemanfaatan limbah plastik jadi Casing Hp ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pemakaian Casing Hp di Indonesia.

Bersumber pada informasi yang dilansir didapat mengatakan kalau Nurlita, pebisnis Casing Hp bisa mencapai keuntungan berkisar 50–100 juta tiap bulannya dengan penciptaan 30–50 casing hp tiap harinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline