Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Internet, Pengangguran, dan Bonus Demografi

Diperbarui: 12 Maret 2021   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto:mobileeurope.co.uk

Booming internet di Indonesia sangat berpengaruh terhadap bonus demografi yang puncaknya diperkirakan terjadi 2030-2040. Momentum tersebut harus ditangkap sebagai peluang lantaran tidak terjadi terus menerus.

"Tidak semua negara memiliki kesempatan itu. Brazil, Afrika Selatan pernah mengalami tapi mereka tidak berhasil memanfaatkannya," ujar Research Manager enciety Business Consult (eBC) Fajar Haribowo.

Fajar lalu menuturkan, pandemi covid-19 bisa menjadi aktor percepatan tumbuhnya digitalisasi di Tanah Air. Di mana, banyak orang terhubung dengan internet karena harus mengurangi mobilitas. Aktivitas mereka banyak dilakukan melalui online.

Saat ini, terang Fajar, ada 184,94 juta jiwa pengguna mobile broadband. Lebih dari 90% telah menggunakan aplikasi mobile, khususnya chat apps dan social networking apps. Hal ini mengharuskan setiap aplikasi harus mobile friendly. Sedang mobile apps yang masih memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan salah satunya health and fitness apps.   

Sementara, ketersediaan broadband hanya sebesar 9,66 juta (3,60%) dari total populasi penduduk. "Ini artinya, jaringan internet masih belum merata ke daerah-daerah di Indonesia," jelas Fajar.

Fajar juga mencatat, perubahan perilaku setelah pandemi yang dianggap mampu meningkatkan peluang tumbuhnya market information and communication technology (ICT). Bagi consumer, precautionary saving naik, lebih banyak aktivitas online di rumah seperti bekerja, belajar, belanja, bermain dan sebagainya.

"Di sektor consumer ini, premi asuransi, pemanfaatan telemedik (telemedicine), dan transaksi non tunai mengalami kenaikan signifikan," papar dia.

Untuk korporasi, sebut Fajar, work from home (WFH) makin dominan dilakukan, penggunaan vicon dan seminar online naik, digitalisasi, mengkaji ulang target keuangan perusahaan karena kemungkinan besar terjadi penurunan revenue, dan lainnya. Sementara devidend payout mengalami penurunan, evaluasi persediaan/bahan baku, dan reorientasi supply chain. 

Sedang bagi pemerintahan, berdampak pada pengeluaran dan stimulus, pergeseran belanja infrastruktur ke belanja kesehatan, Bank Indonesia memastikan seluruh transaksi digital dan non tunai tetap beroperasi maksimal, dan percepatan layanan proses ekspor impor melalui National Logistic Ecosystem (NLE).

Rizal Zulkarnaen, peneliti eBC, mengakui jika pemanfaatan internet menjadi salah satu trigger (pemicu) untuk menyambut bonus demografi di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline