Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Punguti Daun Rontok, Perempuan Ini Bisa Jual Produk ke Eropa

Diperbarui: 29 November 2019   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siti Retnanik memamerkan produknya.foto:arya wiraraja/enciety.co

Siang itu, saya mengantar empat perwakilan manajemen Carrefour. Menemui Siti Retnanik. Karib disapa Nanik Heri atau Bu Daun. Perempuan pelaku usaha daur ulang asal Surabaya.

Mereka ingin melihat proses produksi di Bengkel Kriya Daun 9996 yang dibuka sejak 9 September 1996. Lokasi yang dituju di Jalan Ngagel Mulyo XV/23 A, Surabaya. Untuk ke sana, kami harus melewati gang-gang kecil. Cukup untuk lewat satu mobil saja.

Rumah Nanik terbilang sederhana. Berukuran 6 x 15 meter persegi. Di bagian depan rumah ada kursi, meja, serta lemari dengan berbagai pajangan produk daur ulang. Persis seperti showcase yang menyediakan pernak-pernik kerajinan.

Nanik punya satu rumah lagi yang dipakai workshop. Jaraknya sekira 10 meter dari rumah dia. Tempatnya tidak mewah. Saat kami datang ada  6 orang bekerja di sana. Juga ada tumpukan kotak-kotak berbagai ukuran yang sudah dilapisi hiasan daun kering.

Produk Bengkel Kriya Daun 9996 bukan hanya dipasarkan di dalam negeri, tapi juga dikirim ke Singapura, Malaysia, dan Inggris. Berbagai produk memenuhi pasar luar negeri, antara lain, pigura, lampu hias, wadah tisu, kipas, sampul Alquran, tempelan magnet kulkas, kotak abu jenazah, keranjang, dan guci.

Untuk kotak abu jenazah, lebih 10 tahun Nanik memenuhi pesanan buyers di London, Inggris. "Saya rutin kirim 1.500 kotak abu jenazah ke Inggris. Di Double Rectangle dan Daisy Coffin. Bahkan kadang sekalian peti matinya."

Hasil akhir, perwakilan Carrefour membawa 50 barang dari Bengkel Kriya Daun 9996 untuk dijual di gerai Carrefour.Ahmad Yani, Rungkut, Bubutan, Kalimas, Goci Mall, dan Lebak Bulus.

***

Dalam produksi, Nanik Heri bekerja sama dengan petugas kebersihan dari Jember, Jombang, dan Surabaya. Satu karung daun yang bersih ukuran kecil dibeli Rp 20 ribu, ukuran sedang Rp 25 ribu, dan ukuran besar Rp 30 ribu. Sebulan, Nanik bisa mengumpulkan lima karung daun kering dari Jember, dua karung Jombang, dan tiga karung dari Surabaya.

Kata dia, semua jenis daun sebenarnya bisa dipakai asal tidak berbatang basah. Sebab kandungan airnya banyak. Sehingga, risiko jamurnya tinggi. Itu sebabnya, Nanik memilih yang berbatang kayu.

Dia memakai daun kupu-kupu karena menjadi ciri khas produksi dan sudah dipatenkan. Sempat memakai daun waru, namun barangnya sulit didapat. Kalau daun kupu-kupu banyak berceceran di jalanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline