Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Waruwu

Hidup adalah Kesempatan

Jangan Merencanakan yang Mendatangkan Malapetaka

Diperbarui: 20 September 2021   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Renungan: Senin, 20 September 2021

Bahan Bacaan : Kejadian 11 : 1 - 9

Nats : Kejadian 11 : 8

Demikianlah mereka diserakkan Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.

Menara Babel mengisahkan tentang manusia yang memberontak dihadapan Allah, manusia yang mau menyamakan diri seperti Allah dan manusia yang mau menantang Tuhan Allah. Munculnya ide mendirikan menara Babel adalah karena Allah pernah memusnahkan seluruh dunia dan manusia berdosa melalui Air Bah. Kecuali keluarga Nuh yang benar dan takut akan Tuhan, tidak dibinasakan. 

Terkait dengan ini, orang yang berkuasa setelah Air Bah adalah Nimrod yang berasal dari keturunan Ham. Nimrod adalah sebagai penguasa di Babilonia dan juga sekitarnya. 

Dapat di duga bahwa Nimrod inilah yang membujuk, mempengaruhi manusia pada saat itu, untuk mendirikan menara Babel dengan tujuan ingin di puji seperti Allah.

Kebenaran di atas menunjukkan bahwa seringkali manusia bersifat sombong dihadapan Allah, manusia merasa benar dan bersifat berkuasa dihadapan Tuhan Allah, sehingga manusia ingin merencanakan, melakukan sesuatu hanya menurut ukuran dan pengetahuan sebagai manusia. 

Itu sebab Allah melihat semua yang dilakukan manusia, bukan untuk kemuliaan bagi diri-Nya, bukan juga keuntungan, kebaikan yang berdampak positif bagi dunia, tetapi sesungguhnya manusia sedang mendatangkan malapetaka bagi dirinya sendiri. Maka pada saat itu juga Allah mengawasi, sekaligus Allah bertindak bagi manusia untuk mengatasi keinginan manusia yang tidak berkenan dihadapan-Nya. 

Sehingga pada akhirnya, Allah mengacau-balaukan bahasa manusia untuk suatu tujuan hanya Allah yang Mahakuasa dan manusia hanya untuk dimandatkan tetapi bukan berkuasa seperti Allah. Allah menghakimi manusia yang angkuh, bahkan manusia yang menginginkan kemuliaan adalah akan menjadi musuh Allah. Allah tidak boleh dipermainkan, dan Allah juga tidak pernah mempermainkan manusia, hanya saja Allah mau "manusia selalu taat pada kehendak-Nya".

Melalui kebenaran Firman Tuhan hari ini, kita diingatkan, pertama, Sebagai orang percaya, Jangan pernah menjadi manusia yang memperalat orang lain, dan jangan pernah menjadi manusia yang bisa dipengaruhi/diperalat oleh orang lain, hanya demi mencapai tujuan Mencuri kemuliaan Tuhan Allah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline