Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Wahyono

TERVERIFIKASI

Penganggur

Gejayan Ora Gojek

Diperbarui: 24 September 2019   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempo

Demo #GejayanMemanggil yang digelar oleh Aliansi Rakyat Bergerak pada Senin, 23/9, seakan menyapa saya di depan komputer jinjing.

Tagar GejayanMemanggil sebelumnya melejit di topik yang sedang tren (trending topic) Twitter pada Minggu malam (22/9) dan sedikit menyentil obrolan saya dan rekan di Kupang seusai menonton ulang debat tentang Papua antara Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko dan Jurnalis Dandhy Dwi Laksono (21/9).

Sumber : Jawapos

Aksi damai yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa dari pelbagai perguruan tinggi di Yogyakarta tersebut berkaitan dengan UU KPK, Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), kerusakan lingkungan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS), dan penangkapan aktivis. Di samping itu, aliansi ini juga menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR dan elite politik.

Sumber : Hipwee

Tragedi Gejayan dan Moses Gatotkaca
Sapaan itu seketika membuka album usang dengan gelora yang luar biasa. Reformasi 1998, dan saya masih berada di sana.

Sumber: Okezone

Jl. Affandi tetapi lebih dikenal dengan Jl. Gejayan merupakan saksi bisu atas suasana mencekam di sebagian Yogyakarta menjelang Reformasi 1998. Tidak sedikit fasilitas umum yang porak poranda ketika jalan itu menjadi arena demonstrasi mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sanata Dharma (USD), Univeristas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) bagian Kampus Mrican, dan kampus-kampus di sekitarnya.

Suber : Tribunnews

Sejak berada di Kota Pelajar pada 10 Juni 1987 dengan indekos di Jl. Langensari (Pengok), Kompleks POLRI Balapan, baru menjelang Reformasi 1998 saya menyaksikan situasi yang sedemikan rupa. Berbeda secara drastis jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

Di samping itu, sebuah jalan setapak di sebelah kiri Jl. Gejayan yang berpapasan dengan Selokan Mataram adalah saksi bisu berikutnya. Saya pun melintasi jalan pada malam yang mencekam dengan pemadaman listrik dan aksi sweeping mahasiswa terhadap aparat.

Dan, pada 8 Mei 1998 muncul "Tragedi Gejayan" atau "Gejayan Kelabu" yang menewaskan seorang mahasiswa Universitas Sanata Dharma (USD, yang sebelumnya IKIP Sadhar) bernama Moses Gatotkaca. Pada kejadian itu saya sedang berada di Babarsari dengan suasana yang juga mencekam dalam intimidasi aparat berpakaian lengkap.

Tragedi itu bermula ketika Moses yang sedang mencari makanan dengan melintasi kawasan yang tengah terdapat aksi demonstrasi yang ricuh-anarkis. Karena dikira sebagai bagian demonstran, ia dikeroyok oleh aparat hingga akhirnya meninggal dunia sebelum sampai di rumah sakit terdekat (RS Panti Rapih).

Sumber: Ki Demang @clemonganTOK

Namanya diabadikan sebagai nama jalan di sebelah kanan Jl. Gejayan atau selatan USD yang juga merupakan jalan masuk ke arah UAJY bagian Kampus Mrican. Meski batal, saya pernah diajak oleh seorang dosen saya untuk merancang "Monumen Reformasi".

Panggilan Pulang?
Kampus Mrican adalah sebutan kami untuk kampus UAJY yang berada di Mrican, dan di situ saya mengikuti Program Penataran P4 sebagai mahasiswa baru. Posisinya memang berdekatan dengan USD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline