Saya pikir-pikir, nama makanan tradisional Indonesia itu agak patingblasur. Terkadang bahan dan cara bikinnya sama pun, bisa berlainan sebutan di daerah yang berbeda.
Terusterang semula saya mantap meyakini bahwa kolak dan kluwa (terkadang ditulis kluwo) berbeda. Begitu menyebut kolak, yang terbayang di benak adalah makanan berkuah santan encer yang dicampuri gula merah/gula pasir. Jadi, warna kuah kolak bisa putih atau cokelat. Tergantung yang dipakai gula apa.
Isian kolak bermacam-macam. Lazimnya singkong, ubi, pisang, dan tape singkong. Terkadang ada yang cuma berisi pisang sehingga disebut kolak pisang. Ada pula yang cuma berisi ubi sehingga disebut kolak ubi. Begitu pula ada kolak singkong jika isiannya cuma singkong. Kalau kolak tape setahu saya tidak lazim karena tape biasanya menjadi item tambahan.
Nah! Barusan saya bikin kluwa tela (terkadang ditulis kluwo telo). Sesuai dengan namanya, bahan utama kluwa tela adalah singkong alias pohung alias ubi jalar. Ketika sedang menikmati kluwa tela hangat, tiba-tiba saya teringat kolak singkong.
Saya amat-amati semangkuk kluwa tela di hadapan saya. Bertanya-tanya dalam diam yang hening. "Lalu, apa beda kolak singkong dan kluwa tela? Proses bikinnya sama-sama direbus. Sama-sama pakai kuah santan yang dicampur gula agar manis. Kok serasa tak berbeda, ya? Tapi mengapa namanya berbeda?"
Tatkala mengaduk-aduk sisa kluwa tela di mangkuk, saya tersadar untuk menyimpulkan sesuatu. Ada. Ternyata ada perbedaan antara kolak singkong dan kluwa tela.
Kolak singkong berkuah santan encer, bisa pakai gula merah/gula pasir, dan jumlah kuahnya banyak. Adapun kluwo tela berkuah santan kental dan jumlah kuahnya sedikit. Kluwa tela selalu menggunakan gula merah/aren.
Ada pula orang yang menyebut kluwa tela dengan kruwo. Yang unik, ada pula yang menyebutnya bajingan. Wow! Kalau Anda menyebutnya apa? Ada atau tidak makanan seperti ini di daerah Anda?
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI