Lihat ke Halaman Asli

Agustina Purwantini

TERVERIFIKASI

Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Saya Orang Kota Pemilik Rekening BRI Simpedes

Diperbarui: 5 Juli 2021   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku tabungan saya (Dokpri)

"Lho? Kok bisa? Apa kamu bikin rekeningnya pas masih jadi penduduk desa?" Demikian respons seorang teman saat tahu saya pemilik rekening BRI Simpedes. Saya tertawa kecil sembari menggelengkan kepala. Seketika saya pun teringat pada proses pembukaan rekening BRI Simpedes tersebut beberapa tahun silam.

Tatkala itu setelah dua rekening tabungan saya di dua bank swasta nasional beku (gara-gara saldo nol melulu), saya tak lagi terdaftar sebagai nasabah bank mana pun. Berhubung kondisi saya sedang tak memerlukan urusan dengan bank, rencana membuka rekening baru sama sekali tak pernah tebersit di benak.

Hingga akhirnya saya mendapatkan proyek pekerjaan yang honornya bakalan ditransfer via bank. Mau tak mau saya mesti mendaftarkan diri sebagai nasabah bank. Serta-merta pilihan jatuh pada BRI yang salah satu cabangnya berlokasi tak jauh dari rumah.

Singkat cerita, pada sebuah pagi jelang siang saya berangkat ke BRI terdekat itu. Tentu dengan membawa persyaratan yang diperlukan untuk membuka rekening. Plus uang pastinya. Gokil saja kalau hendak membuka rekening bank kok malah tidak bawa uang.

Namun rupanya, sekalipun sudah bawa uang yang sekiranya cukup, ternyata saya masih tetap gokil. Saya lalai tidak mencari informasi dulu perihal jenis-jenis produk/layanan BRI. Kepada tetangga yang nasabah BRI, saya hanya bertanya tentang syarat-syarat dan jumlah minimal setoran untuk pembukaan rekening baru.

Itu pun pakai acara salah dengar. Sadar kalau salah dengar ya tepat ketika sudah berhadapan langsung dengan Pak CS.

"Hendak membuka rekening apa? Pilih produk yang mana?" Tanya beliau.

"Eh? Maksudnya bagaimana, Pak? Apa saja produknya?" Respons saya dengan culun.

Setelah menanyakan tujuan saya membuka rekening, beliau kemudian menawarkan beberapa produk yang sesuai.

'Baik, Pak. Saya pilih Britama," jawab saya mantap. Beliau lalu meminta syarat-syarat yang diperlukan dan menyebutkan minimal jumlah setoran untuk pembukaan rekening. Nah! Di sinilah saya tersadarkan kalau telah salah dengar. Tetangga menginformasikan kalau jumlah minimal setoran pertama Rp250.000,00 dan saya mendengarnya Rp50.000,00 saja.

"Duh! Gimana ya, Pak? Saya cuma bawa Rp250.000,00 dan berencana beli lauk sepulang dari sini. Kalau saya pakai semua untuk buka rekening, batal beli lauk dong."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline