Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pentingnya Optimalisasi Kurikulum Pendidikan Berbasis Kebudayaan

Diperbarui: 24 Maret 2019   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manortor, Tarian Khas Daerah Batak Toba. Saatnya Kebudayaan Kearifan Lokal Masuk Kurikulum Demi Mempertahankan Eksistensi Budaya Indonesia | detik.com

Tidak dapat dipungkiri arus deras perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin memudahkan kita, terkhusus generasi emas yang sekarang duduk di bangku SD, SMP, SMA atau SMK dalam mengakses semua informasi yang beredar luas dengan sekejap saja.

Istilah dunia dalam genggaman kita (The World in Your Hand) telah mampu mengubah gaya dan pola hidup kita untuk mendapatkan informasi serta mampu berkomunikasi dengan teknologi sebesar genggaman telapak tangan.

Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi mampu mengubah peradaban manusia, tidak terkecuali di negara Indonesia. Walau terkesan lambat dalam menyikapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, mengakibatkan negara kita menjadi tempat berkembangnya teknologi asing yang masuk ke tanah air, sehingga tergerusnya nilai-nilai dan budaya lokal kita.

Akibat dari keterlambatan pemerintah dalam menyikapi perkembagan teknologi tersebut, negara kita menjadi destinasi dan menjadi pusat pasar dari penjualan-penjualan teknologi luar negeri dengan segala informasi mereka. Sebut saja teknologi seperti telepon pintar (smartphone), prosessor komputer, software atau perangkat lunak, hingga teknologi transportasi menjadi raja di negeri kita.    

Kini muncul lagi game-game online yang dapat merusak kepribadian anak-anak generasi penerus bangsa. Kemunculan game online seperti Point Blank (PB), Counter Strike, World of Warcraft, Call of Duty, RF Online, AION, Gunbound, dan Lost Saga sudah sangat meresahkan, tidak hanya orangtua, tetapi dunia pendidikan kita sangat bersedih oleh karena keberadaan game online ini.

Ibarat candu, perlahan-lahan efek permainan game online sangat merusak sisi psikologi dan kepribadian anak-anak, kenapa? Karena di dalam game tersebut menawarkan gambaran kekerasan seperti perang-perangan, perkelahian, pembantaian etnis, perang antar suku, dan bahkan pembunuhan sadis terhadap siapapun yang dianggap lawan dalam game tersebut. 

Celakanya lagi, jika tidak dilakukan tindakan yang bijak untuk mengendalikan situasi di mana anak-anak masih memainkan game-game online bernuansa kekerasan, akan menyerap segala tingkah laku yang tidak baik tersebut di umur 8 tahun -- 14 tahun, maka ditakutkan akan muncul aksi-aksi radikalisme dan terorisme dalam diri mereka.

Meredupnya Budaya Lokal Indonesia

Indonesia memiliki budaya dan salah satu budaya nasional Indonesia adalah kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. 

Koentjaraningrat mengatakan bahwa budaya nasional berfungsi sebagai pemberi identitas kepada suatu bangsa sebagai kontinuitas sejak zaman kejayaan bangsa Indonesia pada masa lampau sampai kebudayaan nasional masa kini.

Warisan budaya nasional sudah sangat banyak, baik itu yang bersifat abstrak, seperti sistem atau gagasan, sikap atau perilaku, maupun yang berwujud dalam bentuk hasil karya dalam bentuk warisan budaya tak benda Indonesia. Menurut tim ahli warisan budaya tak benda, ada 15 kriteria yang digunakan sebagai acuan dalam menetapkan suatu karya budaya menjadi warisan budaya tak benda Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline