Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Survei SMI: Penduduk Jawa Kecewa, Jokowi-Ma'ruf 49,32% Keunggulan Naik Tipis

Diperbarui: 6 April 2019   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengambilan sumpah Direktur Riset SMI sebelum pemaparan hasil survei SMI (detik.com).

Setelah disumpah dengan kitab suci Al Quran, Direktur Riset Sabang-Merauke Institute, Syahganda Nainggolan, memaparkan hasil survei  Pilpres 2019 di Pulau Jawa. Pengambilan sumpah dianggap perlu sebagai penegasan bahwa survei yang dilakukan tidak manipulatif atau berdasarkan pesanan pihak tertentu seperti tuduhan-tuduhan selama ini.

Release  hasil survei SMI  menyatakan bahwa prediksi perolehan suara masing-masing paslon adalah sebagai berikut:

  • Jokowi-Ma'ruf  : 49,32%
  • Prabowo-Sandi : 42,71%
  • Belum memilih  : 7,97%

Jika kita menggunakan angka moderat ratio 50:50 untuk penambahan suara dari undecided voters, maka masing-masing paslon mendapat perolehan suara:

  • Jokowi-Ma'ruf  : 53,30%
  • Prabowo-Sandi : 46,70%

Sementara,  hasil Pilpres 2014  lalu, pasangan Jokowi-JK di Pulau Jawa memperoleh suara:

  • Jokowi-JK            : 51,97%
  • Prabowo-Hatta : 48,03%

Perincian tiap-tiap provinsi adalah sebagai berikut:

  • Banten   : 42,90%
  • DKI          : 53,08%
  • Jabar       : 40,22%
  • Jateng     : 66,65%
  • DIY           : 55,81%
  • Jatim        : 53,17%

Penduduk Jawa kecewa pada Jokowi

Hasil survei SMI tersebut bukanlah hasil yang menggembirakan bagi Jokowi-Ma'ruf. Dengan peningkatan suara yang sangat tipis dapat kita baca bahwa kerja Jokowi selama periode pertama tidak terlalu dirasakan oleh penduduk di pulau paling padat di Indonesia ini. Kesimpulannya, ada kekecewaan penduduk Jawa   terhadap kepemimpinan Jokowi.

Dari segi rasa keadilan, orientasi pembangunan Jokowi yang menolak Jawa sentris sebenarnya adalah suatu investasi yang luar biasa bagi terjaganya keutuhan NKRI. Pulau Jawa yang selama ini menjadi anak emas pembangunan selama beberapa dekade, sekarang  harus merasakan "paceklik" guyuran APBN karena Jokowi mengalihkannya ke luar Jawa.

Kebijakan BBM satu harga, pembangunan jalan trans di setiap pulau, revitalisasi pelabuhan dan bandara di seluruh pelosok Nusantara, adalah political will  konsep pembangunan Jokowi yang menggeser prioritas pembangunan Pulau Jawa. Pilihan  politik pembangunan Jokowi ini layak menempatkannya sebagai sosok negarawan yang bekerja tidak berdasarkan elektabilitas.

Jokowi, 12/2/2019 (detik.com):

"Sebetulnya kalau saya orang politik, kalau saya orang politik, bangun itu di Jawa saja. Karena 149 juta penduduk kita ini ada di Jawa. Return politiknya cepat, ekonomi juga cepat. Tapi kita membangun negara." 

Ribuan triliun utang luar negeri di masa Jokowi seolah-olah cuma numpang lewat saja di kantor pusat bank-bank di Jawa untuk kemudian mengalir ke proyek-proyek besar di luar Jawa. Hal inilah yang barangkali membuat ekonomi Jawa stagnan dan berimbas  pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak terlalu melesat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline