Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Menggali Potensi Mandalika NTB Melalui Konferensi Internasional

Diperbarui: 7 Desember 2021   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar | Dok.Pri

Mandalika dan sekitarnya, baru-baru ini menjadi pusat perhatian khalayak dunia. Pasalnya gelaran WSBK (World Superbike) 2021 di Mandalika International Street Circuit, sungguh menjadi magnet guna menarik antusias dunia internasional. Keberlanjutan menjadi poin penting, agar riuh gempita yang terjadi di Sirkuit Mandalika tidak berlangsung sesaat lalu menghilang.

Demi keberlangsungan tersebut, di awal bulan Desember 2021, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF) Republik Indonesia bekerja sama dengan Harian Kompas menyelenggarakan Konferensi Internasional Mandalika, "Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism".

Saya berkesempatan hadir secara virtual, turut menyimak penjelasan narsum kredibel. Jujur saya sangat tercerahkan, betapa Kawasan Mandalika sebagai Destinasi Super Prioritas memiliki potensi yang besar.

Mewakili Gubernur Nusa Tenggara Barat, Drs. H. Lalu Gita Aryadi, M.Si., selaku Sekretaris Daerah NTB, menyampaikan bahwa NTB telah melewati tiga fase evolusi wisata, yaitu fase tradisional, fase pertumbuhan, dan fase perkembangan.

Mendengar pemaparan sangat menarik dari narsum, saya manggut-manggut mengamini dan memang demikian fakta yang terjadi.

Secara umum mungkin Kompasianer sepakat, Pulau Lombok di masa dulu menjadi daerah tujuan wisata sekaligus tempat berbulan madu. Beberapa pasangan pengantin baru, saya ketahui memesan ke tour travel paket wisata ke NTB setelah Bali.

Related dengan penjelasan Bapak Lalu, bahwa Lombok di fase tradisional pembangunan infrastruktur masih difokuskan untuk mendukung kegiatan liburan/bulan madu. Konsentrasinya saat itu adalah membangun Cottage atau Villa, kunjungan wisatawan masih bersifat temporal.

Efeknya adalah adanya high season di bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, November, dan Desember, sisanya adalah Lombok low season wisatawan.

Memasuki fase pertumbuhan, NTB dihadirkan ikon baru dengan target kuantitatif yang diharapkan. NTB bukan sekadar tempat berlibur dan honeymoon, tetapi dijadikan sebagai MICE destination. MICE menjadi cara efektif meningkatkan jumlah kunjungan, guna mengisi saat low season berlangsung.

Bekerja sambil berwisata dijadikan konsep MICE destination, bersifat nasional maupun internasional. Seiring dengan itu, NTB di-branding sebagai Halal Destination di bawah kepemimpinan tokoh agama Tuan Guru Bajang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline