Lihat ke Halaman Asli

Agra Dunung Ricktanata

Engineering Physics Student at Sepuluh Nopember Institute of Technologi

Gerilya Batch 2: Proaktif Tanpa Harus "Disuruh Ayank"

Diperbarui: 19 Februari 2022   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok GERILYA

Generasi muda selalu digadang-gadang untuk menjadi pilar penopang utama dalam perkembangan sebuah bangsa. Namun pernahkan kita bertanya, kontribusi seperti apa yang sebenarnya diharapkan oleh generasi muda sendiri dalam perannya membangun bangsa? Barangkali harapan yang diembankan kepada para generasi muda terlalu berat untuk bisa ditopang dan pada akhirnya hanya menjadi sebatas mimpi di siang hari. 

Atau barangkali generasi muda memang butuh sedikit dibebankan dengan banyak hal, agar energi, daya cipta dan daya kreasi yang mereka miliki tidak menjadi sia-sia. 

Ataukah mungkin, generasi muda memang tidak boleh dibebankan apapun, sebab kini sudah sepatutnya yang muda yang berkarya dan biarlah karya mereka nanti yang akan mendekskripsikan siapa dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam perkembangan bangsanya.

Mari sedikit menilik dan membahas tentang seberapa jauh peran yang bisa diambil generasi muda yang katanya harus Proaktif, tapi nyatanya masih pasif dan hanya bersuara kencang saat "disuruh ayank.."

Generasi Muda dan "Kewajiban" Untuk Bangsa

Sensus penduduk tahun 2020 lalu menunjukkan bahwa setidaknya terdapat 271 juta jiwa di Indonesia, dengan persentase terbanyak adalah generasi Z (1997-2012) sebesar 28%, generasi milenial (1981-1996) sebesar 26% dan generasi X (1965-1980) sebesar 22%. 

Selaras dengan hal tersebut, Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) pada bulan Agustus 2021 menunjukkan bahwa rata-rata usia angkatan kerja di Indonesia adalah 24-39 tahun (generasi milenial) sebesar 37.3% dan diikuti oleh penduduk usia 40-50 tahun (generasi X) sebesar 34.5%. 

Jika diakumulasikan, maka akan didapatkan bahwa 70% masyarakat Indonesia kini sedang berada di usia produktif, yang mengindikasikan bahwa Bonus Demografi yang dimiliki oleh Indonesia hampir bahkan sudah berada di titik puncaknya.

Secara kuantitas, generasi muda (generasi milenial) memiliki persentase paling besar dalam kontribusinya sebagai angkatan kerja di Indonesia. Maka tidak salah jika kemudian dikatakan bahwa generasi muda adalah motor penggerak sebuah bangsa dan sudah sewajarnya berkewajiban untuk menjadi pelopor dalam perkembangan bangsa itu sendiri. 

Tanpanya tentu sektor pembangunan, pendidikan, pangan bahkan ketahanan energi sebuah bangsa bisa saja menjadi lemah dan dapat mengancam kelangsungan hidup masyarakat. Dalam konteks energi, generasi muda menjadi ujung tombak yang diharapkan dapat ikut serta membangun ketahanan energi serta proaktif dalam menjaga ekosistem kreatif demi mencapai tujuan nasional maupun global di sektor energi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline