Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

"Self Distancing" dan Kesempatan "Muhasabah" Diri

Diperbarui: 21 Maret 2020   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi muhasabah diri | Sumber gambar : www.nusantaramengaji.com

Virus corona atau covid-19 masih terus "melanjutkan" persebarannya. Berdasarkan rilis resmi terbaru, jumlah korban terinfeksi virus ini per kemarin (20/03) adalah sebanyak 369 orang. 

Dengan 17 diantaranya sudah dinyatakan sembuh dan 32 orang meninggal dunia. Masyarakat dianjurkan untuk menghindari pusat kerumunan agar meminimalisir risiko tertular. Self distancing adalah upaya yang tengah digalakkan agar masyarakat lebih membatasi mobilitasnya di ruang publik. 

Menyibukkan diri di rumah bersama keluarga mungkin menjadi opsi mayoritas untuk dipilih. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah. Demikian tagline yang dikumandangkan oleh pemerintah.

Namun terkait self distancing sendiri sebenarnya hal itu merupakan kesempatan besar bagi kita untuk melihat lagi perjalanan hidup kita selama ini. Beberapa waktu terkahir ini mungkin kita sudah sangat sibuk dengan segala rutinitas hingga mengabaikan cukup banyak hal penting disisi lain kehidupan kita. 

Barangkali kita tidak cukup dekat dengan sanak keluarga, barangkali kita terpisah jarak dengan tetangga sekitar rumah, dan barangkali kita juga lupa untuk merenungi jejak perjalanan hidup kita selama ini. 

Sudah berapa banyak kesalahan yang kita perbuat? Sudah berapa kali kita mengecewakan orang-orang terkasih? Bahkan sudah seberapa siap kita menyongsong sisi kehidupan "nonmateri" kita? Semua pertanyaan itu bisa jadi tidak terlintas samasekali di benak kita selama ini. 

Ambisi kita, impian kita, visi kita telah membuat kita menanggalkan hal-hal lain. Kita hampir selalu "tancap gas" di kehidupan yang semakin cepat ini. Padahal itu semua sebenarnya meninggalkan "kekosongan" dalam benak kita yang entah disadari atau tidak.

Kita perlu untuk ber-muhasabah atau melakukan evaluasi diri. Merenungi jejak perjalanan hidup kita selama ini. Apakah kita sudah cukup baik menjalani kehidupan kita selama ini atau tidak. Apakah kita sudah memahami esensi keberadaan kita selama ini atau belum. 

Fitrah kita sebagai seorang hamba yang mengabdi kepada-Nya apakah telah kita tunaikan dengan baik? Ada banyak sekali pertanyaan jikalau kita mau menyempatkan diri berdialog dengan diri kita sendiri. 

Sesuatu yang teramat jarang untuk dilakukan. Bukan tidak mungkin keberadaan virus corona ini merupakan bagian dari rencana-Nya agar kita semua kembali ingat tentang mengapa dan untuk apa kita dimaksudkan hidup di dunia ini. 

Dalam keyakinan seorang muslim, "Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan HANYA untuk beribadah kepada-Ku.". Apakah kita sudah mengerti maksud dari "pernyataan" ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline