Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

7 Sisi Positif "Kehadiran" COVID-19 bagi Dunia

Diperbarui: 4 Maret 2020   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus corona telah memasuki berbagai negara di dunia | Sumber gambar : www.pikiran-rakyat.com

Covid-19 atau virus corona sejauh ini masih menjadi momok bagi semua orang. Ia tidak hanya menyerang tubuh manusia secara langsung, melainkan juga mempengaruhi aspek lain seperti ekonomi, politik, hubungan diplomatik, kebijakan negara, dan lain sebagainya. Setiap negara merasa was-was terhadap terjangan virus yang konon kabarnya sudah menjangkau setidaknya di 73 negara, Indonesia termasuk diantaranya. 

Tak ayal situasi ini memaksa semua orang untuk ekstra waspada agar tidak sampai menjadi salah seorang yang terinfeksi virus tersebut. 

Semua menjadi serba tidak biasa dan tidak nyaman untuk dijalani oleh karena keberadaan virus ini. Bahkan seorang Warga Negara (WN) Korea Selatan beberapa waktu lalu ditemukan mati bunuh diri karena depresi merasa dirinya terinfeksi corona.

Benar-benar semencekam itukah efek yang ditimbulkan oleh covid-19 ini? Dalam beberapa pemberitaan sebenarnya seringkali diinformasikan para pengidap virus ini yang kemudian sembuh seperti sedia kala. Tidak semua korban yang terpapar covid-19 "berakhir" kehidupannya. 

Masih ada harapan untuk kembali sembuh. Disamping menimbulkan kepanikan yang luar biasa, virus corona juga bisa dibilang memberikan "sisi positif" bagi dunia. Ada beberapa hal yang ternyata membaik kondisinya bila dibandingkan sebelum wabah ini merebak. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

1. Kadar Polusi Udara Mengalami Penurunan yang Cukup Signifikan

Negara-negara industri maju seperti China ditengarai sebagai salah satu pemasok terbesar emisi polusi global. Aktivitas pembakaran bahan bakar fosil menimbulkan gas rumah kaca berikut zat polutan lain yang tidak bersahabat bagi lingkungan pun bagi kesehatan manusia. 

Sehingga tidak mengherankan tatkala banyak aktivitis pecinta lingkungan yang menggalakkan kepedulian terhadap pengurangan jumlah polusi. Program-program berbasis kepedulian lingkungan digagas, baik itu dalam aktivitas kerjasama ekonomi antar negara, perjanjian perdagangan, dan lain sebagainya. 

Semua dilakukan dengan satu tujuan yaitu menguragi dampak buruk terhadap lingkungan. Namun siapa sangka dari sekian  upaya yang dilakukan itu kebanyakan tidak terlalu membuahkan hasil. Justru covid-19 lebih memiliki "peranan" untuk melakukannya.

Berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh NASA Aura sebagaimana dilansir oleh New Atlas yang diberitakan oleh cnnindonesia, diketahui bahwa jumlah konsentrasi nitrogen dioksida di berbagai wilayah China mengalami penurunan yang cukup dramatis. Penurunan itu terjadi sejak awal tahun 2020 atau ketika wabah virus corona mulai terjadi.  

Nitrogen dioksida sendiri merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan karena menjadi pemicu masalah pernafasan. Selain itu, nitrogen dioksida yang bercampur dengan bahan kimia lain di atmosfer bisa menghasilkan hujan asam dan menimbulkan kontaminasi di wilayah perairan.

2. Populasi Hewan Trenggiling Terselamatkan

Penduduk China dikenal gemar mengonsumsi hewan-hewan liar dan terlebih berstatus hewan langka. Salah satu diantaranya adalah trenggiling. Seiring kebiasaan masyarakat China mengonsumsi hewan bersisik ini, populasinya pun terancam punah dari waktu ke waktu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline